Masalah yang masih meresahkan di kampung yaitu masalah air, masalah kesehatan ibu dan anak, akses sarana, dan informasi yang masih kurang.
Terkait dengan kesenian dan budaya, masyarakat masih sering menyelenggarakan dansa adat atau tari-tarian dan dengan iringan lagu-lagu daerah.
Baca Juga: Pelatihan Pengembangan Instrument Evaluasi Online Bagi Guru SD di Masa Pandemi
Sedangkan benda-benda peninggalan kebudayaan, mungkin sudah berkurang. Hanya beberapa yang masih tersimpan, seperti alat kesenian tifa, tambur, klambut, dan kriton.
Dalam aspek bahasa, penggunaan bahasa daerah terancam punah. Hal ini berkaitan dengan interaksi antara masyarakat Skouw dan Wutu.
Di sana, interaksi dalam hal perdagangan lebih umum menggunakan bahasa Pisin, yaitu bahasa masyarakat Wutu, Papua Nugini.
Baca Juga: Indahnya Pantai Pulau Merah Banyuwangi, Rekomendasi Pantai Bagi Peselancar Pemula
Namun, yang menjadi penyebab utama terancamnya kepunahan bahawa Skouw adalah sedikitnya penerus yang bisa melestarikan bahasa daerah.
Anak-anak di sana cenderung kurang bisa menggunakan bahasa asli dan lebih sering memakai bahasa Indonesia. Kalau kebiasaan ini terus berlanjut, maka bahasa Skouw terancam punah di masa mendatang.
Jawaban dan Soal