Lebih Murah dan Praktis Nih, Kini ITB Kembangkan Ventilator Portabel

- 29 April 2020, 08:55 WIB
TIM Riset dan Development menunjukkan penggunaan alat kesehatan Ventilator Vent-I di Salman ITB, Bandung, Jawa Barat pada Selasa, 22 April 2020.*
TIM Riset dan Development menunjukkan penggunaan alat kesehatan Ventilator Vent-I di Salman ITB, Bandung, Jawa Barat pada Selasa, 22 April 2020.* /Antara/

Dalam proses perancangannya, tim bekerja sama dengan PT. BETA (Bentara Tabang Nusantara). Sebelum melakukan perancangan Airgency, tim Dosen

ITB terlebih dahulu berdiskusi dengan tim dokter dari Universitas Padjadjaran dan Rumah Sakit Hasan Sadikin.

Airgency difungsikan dengan menekan ambu-bag terlebih dulu lalu mengatur kinerja Airgency. Ada tiga pengaturan utama, yakni pengaturan volume tidal, pengaturan rasio penarikan nafas (inhale), dan pembuangan nafas (exhale) serta pengaturan tekanan.

Baca Juga: Raja Salman Tiadakan Hukuman Mati Anak, Simak Selengkapnya

Selain itu dalam Airgency terdapat fitur keselamatan untuk mendeteksi kegagalan mekanik yang nantinya akan menampilkan peringatan apabila terjadi kegagalan. Airgency juga dilengkapi dengan cadangan baterai, sehingga apabila terjadi hubungan pendek arus listrik, maka sumber daya Airgency akan langsung tergantikan dengan sumber daya baterai.

Terdapat juga sistem sensor tekanan untuk mengetahui tekanan yang masuk ke paru-paru manusia dan fitur deteksi pernapasan. Christian Reyner menambahkan, proses perancangan desain Airgency dilakukan dalam kurun waktu satu hingga dua pekan hingga tahap pembuatan purwarupa. Selama perancangan desain alat, tim dosen ITB juga melakukan koordinasi dengan tim dari RSHS.

Saat ini, purwarupa Airgency dalam tahap sertifikasi oleh BPFK (Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan) Kementerian Kesehatan, tim dokter Universitas Padjadjaran dan Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung selama satu sampai dua pekan kedepan.

Baca Juga: Mengenai Pengumuman Kepastian Haji, Indonesia Sudah Siapkan Skenario

“Setelah lolos sertifikasi, selanjutnya akan dilakukan produksi sebanyak 10 - 20 Airgency. Untuk pembuatan Airgency dengan skala cukup kecil dibutuhkan waktu satu minggu,” ujar Christian.

Airgency direncanakan digunakan di rumah sakit di Bandung dan sekitarnya. Tidak menutup kemungkinan pula Airgency akan diproduksi ke daerah yang mengalami kekurangan alat medis dalam penanganan kasus COVID-19.(Penulis : Sophia Tri Rahayu)

Halaman:

Editor: Sophia Tri Rahayu

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah