‘Sorogan’, Metode Warisan Pesantren yang Berumur Panjang

- 20 Juli 2020, 16:40 WIB
 SEJUMLAH santri di Pondok Pesantren Al Mubarokah, Blok Babakan, Desa Cipeundeuy, Kecamatan Bantarujeg, Kabupaten Majalengka tengah belajar hapalan Alquran.*/TATI PURNAWATI/KABAR CIREBON
SEJUMLAH santri di Pondok Pesantren Al Mubarokah, Blok Babakan, Desa Cipeundeuy, Kecamatan Bantarujeg, Kabupaten Majalengka tengah belajar hapalan Alquran.*/TATI PURNAWATI/KABAR CIREBON /

RINGTIMES BANYUWANGI - Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang sama tuanya dengan sekolah. Seiring dengan perkembangan pendidikan di berbagai Negara, metode pendidikan yang diterapkan di sekolah pun kemudian berubah.

Dikutip ringtimesbanyuwangi.com dari berbagai sumber, Di Indonesia sendiri, kurikulum pendidikan di sekolah sudah beberapa kali berubah, antara lain : Rentjana Pelajaran 1947, Rentjana Pelajaran Terurai 1952, Rentjana Pendidikan 1964, Kurikulum Pendidikan 1975, Kurikulum Pendidikan 1984, Kurikulum Pendidikan 1994, Kurikulum 2004 atau KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi), Kurikulum Pendidikan 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), serta Kurikulum 2013 atau Kurikulum Berbasis Karakter.

Namun, metode pembelajaran di pesantren tetap memiliki eksistensinya sendiri guna diimplementasikan kepada para santri, salah satunya yaitu Sorogan.

Baca Juga: Berikut Keutamaan Bulan Dzulhijjah dibandingkan dengan Bulan yang Lainnya

Sorogan merupakan metode pembelajaran dimana santri menirukan bacaan kiai, kemudian diulang oleh santri tersebut satu per satu di hadapan kiainya untuk dikoreksi bacaan tersebut.

Metode ini sudah dijalankan turun-temurun sejak awal berdirinya pesantren oleh Wali Songo. Metode ini juga memperkuat sanad keilmuan para santri dari kiai hingga terus bersambung ke atas kepada Rasulullah Saw.

Dengan menerapkan metode sorogan, seorang kiai dapat mengetahui tolok ukur kemampuan santri, baik dari segi pemahaman, daya ingat, ketepatan bacaan, serta kecepatan dalam menanggapi pertanyaan.

Baca Juga: Warganet Mulai Curiga dengan Kekasih Yodi Prabowo, Setelah sang Kekasih Unggah Foto Mesra

Metode Sorogan biasanya digunakan dalam pembelajaran kitab Fiqh serta pembelajaran Alquran.

Pada pembelajaran Alquran, berikut langkah-langkah metode sorogan yang digunakan di pesantren.

1. Kiai membacakan ayat alquran sepanjang satu ayat

2. Para santri membaca bersama

3. Berulang hingga batas yang ditentukan kiai

4. Kiai menjelaskan ilmu tajwid yang terdapat dalam ayat alquran tersebut

5. Santri mengulang bacaan yang sebelumnya dibaca bersama satu per satu, sementara kiai mengkoreksi

6. Santri dan kiai membaca bersama bacaan alquran yang sudah dipelajari mulai awal hingga akhir.

Baca Juga: Kembali Berkarya, BCL Persembahkan Single Terbarunya untuk Almarhum Suami

Adapun metode sorogan yang diimplementasikan pada pembelajaran kitab kuning memiliki pola yang sama, yakni:

  1. Kiai membacakan matan ataupun syarah setiap satu kalimat beserta terjemah dalam tulisan pegon lengkap dengan nahwu dan sharaf-nya
  2. Para santri membaca bersama
  3. Berulang hingga batas yang ditentukan kiai
  4. Kiai menjelaskan isi dari kitab tersebut dan membuka sesi tanya jawab
  5. Santri mengulang bacaan yang sebelumnya dibaca bersama satu per satu, sementara kiai mengoreksi
  6. Santri dan kiai membaca bersama bacaan alquran yang sudah dipelajari mulai awal hingga akhir.

Dengan metode tersebut, kiai dapat mengontrol dengan baik proses belajar mengajar di pesantren, serta tidak akan ada celah lemahnya sanad keilmuan santri pondok pesantren.***

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x