Langit malam begitu mendung
murung sendiri tanpa bebintang
sama halnya dengan pejamku
tak ditemani dengkur dan igaumu
Ingin kusekap amarah itu
antara remang-remang pagi
agar kembali lelap tidurku
saat gulita hadir disini
Tepat di situs Kedatuan Pugung
kuberharap sayatan luka lenyap
bersama memar hatiku
karena cintamu adalah pilu
Baca Juga: Puisi Kami Muak dan Bosan Karya Taufik Ismail
Kekasihku,
pucuk pengharapan ini
telah kuletak di atas lunjuk
sebagai keikhlasan padamu
Ingat, jangan datangkan rasa
seperti binar kunang-kunang
menerangi Way Tulang Bawang
namun akhirnya pergi menghilang
Kumenjelma situs Kedatuan Balau
dijemawa Kota Bandar Lampung
setelah memudar kesadaran
bahwa aku, sisa-sisa peradaban
Baca Juga: Puisi Taufik Ismail Untuk Palestina
Bagai seorang ahli nujum
kumerapal mantra-mantra
meminta sang azazil berkhotbah
'tuk menanggalkan kesepian.
Lampung, 2021