Network
Oleh: Moh. Husen*
Kepada Allah seorang penikmat kopi hitam merintih: "Tuhan, Jangan tunda lagi Pilkada Banyuwangi dong! Kalau dari September ditunda Desember okelah gak pa-pa. Tapi yang Desember ini jangan ditunda lagi dong!"
Untung dia tidak mendengar jawaban Tuhan secara langsung. Yang ia dengar hanyalah suara keputusan KPU yang selalu ia tunggu-tunggu itu.
"Gara-gara virus Corona, Pilkada pun ikut ditunda," dia menggerutu.
Baca Juga: Mau Belanja Sarung?, Dapatkan Harga Spesial Hanya di Laris Textile
Dulu, dulu banget jauh dari musim Coronavirus, dia pernah dapat job menjadi pembimbing acara Pondok Ramadhan di sebuah sekolah tingkat SMP.
Kepada anak-anak SMP itu dia berceramah bahwa dalam bulan Ramadhan, pintu ampunan Allah dibuka lebar-lebar. Anak-anak SMP itu masih polos, sehingga tak mungkin dia langsung dibully: "Emang bapak ponakannya Tuhan ya, kok bisa tahu kalau Tuhan membuka pintu ampunan?"
Yang enak memang ketika dapat rejeki. Rasanya itu jelas dari Tuhan tanpa kita perlu basa-basi bertanya atau merenunginya, karena kita mungkin "merasa paling suci" yang pantasnya dikasih rejeki terus oleh Tuhan. Meskipun Kitab Suci menuturkan celakalah bagi pendusta agama, dan ciri-ciri pendusta agama yang disampaikan oleh Kitab Suci nyata ada pada kita, kita masih saja menepis: "Ah, masak sih Tuhan begitu..."
Baca Juga: Viral Aplikasi Raqib Atid, Berikut Tanggapan Ustaz Muhammad Yusron
