Baca Juga: Sejarah Es Krim, Dessert Terenak sebagai Makanan Manis dan Segar
Kabar tersebut membuat es batu semakin menjadi penasaran di kalangan masyarakat hingga dikaitkan dengan hal mistis.
Dengan harga yang cukup mahal membuat pembeli biasanya merupakan orang dari kaum elit Belanda di Meester (Jakarta Timur) dan Weltevreden (Jakarta Pusat).
Pada orang Belanda biasanya menyajikan es dicampur dengan minuman bir. Terkait hal tersebut membuat pada saat itu banyak sekali restoran-restoran yang menyajikan bir dingin.
Baca Juga: Sejarah Kopi di Indonesia, Ternyata Bukan Komoditas Asli Tanah Air
Pada tahun 1870 impor es balok dari Amerika Serikat berakhir karena pihak pemerintahan Belanda mendirikan pabrik es balok sendiri di Petodjo Jakarta Pusat.
Pada tahun 1895 terdapat sebuah pengusaha keturunan tionghoa mendirikan sebuah pabrik es batu di Semarang Jawa Tengah.
Hal tersebut membuat banyak daerah lainnya ikut membuat pabrik es batu seperti di Surabaya, Pekalongan, dan Sumedang.
Karena semakin banyaknya pabrik es batu dan mudahnya mendapatkan es batu, harga dari es batu juga ikut menurun. Hingga menjadi barang yang dapat dijangkau oleh semua orang.***