Sekolah Indonesia Tertinggal Ilmu Karena Banyak Belajar Agama, Cek Fakta Pernyataan Perdana Menteri Malaysia

21 Februari 2021, 17:52 WIB
Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad yakin Joe Biden mampu tangani perang dagang AS-China. /Instagram/@chedetofficial/

RINGTIMES BANYUWANGI – Warganet Indonesia memanas lantaran beredarnya gambar yang berisi klaim dari pernyataan perdana menteri Malaysia yang memberi kritik tajam terkait pola pendidikan di Indonesia yang terlalu banyak belajar agama dibanding penguasaan sains.

Menyoal pendidikan agama di sekolah Indonesia yang dinilai berlebihan itu, warganet Indonesia sempat heboh dan terbelah menjadi banyak kubu membahas soal pendidikan di Indonesia. Gambar yang berisi klaim pernyataan Mahathir Mohammad itu sontok menyebar luas melalui akun Facebook.

Kritik tajam soal perdana menteri Malaysia itu diketahui diunggah pada akun Facebook bernama Satrio Wudho. Unggahan tersebut berisikan pernyataan yang diduga berasal dari Mahathir mengenai ketertinggalakan pendidikan Indonesia karena terlalu banyak mempelajari agama.

Baca Juga: Konten Penyebar Hoaks Covid-19 Diblokir, Jhonny: Empat Platform Digital Sudah di Takedown

“Ini kata paman tetangga sebelah lho…

PELAN-PELAN anak-anak sekolah negeri di Indonesia akan tertinggal dalam penguasaan sains. Umurnya habis untuk ayat-ayat dan daoa, belajar soal haram, dosa, bidadari, menghitung pahala, mencari dalil, memikirkan akerat. Setelah kalah bersaing lalu memusuji pemerintah dan mendirikan negara syariah sebagai solusinya..” ( Mahatir Muhammad )”.

Sontak pernyataan itu memancing debat diantara berbagai pihak termasuk warganet Indonesia.

Artikel ini sudah diterbitkan sebelumnya di kabarbesuki.pikiran-rakyat.com dengan judul Perdana Menteri Malaysia Kritik Pedas Sekolah di Indonesia Terlalu Banyak Pelajari Agama, Cek Fakta Ini

Setelah ditelusuri, faktanya tak ditemukan kalimat itu atas pernyataan dari Mahathir Mohammad yang merupakan perdana menteri Malaysia mengenai sekolah Indonesia yag disebut akan tertinggal karena berlebihan belajar agama dibanding penguasaan sains itu.

Adapun jejak digital yang ditemukan dari kritik Mahathir terhadap sekolah adalah menyoal pada pola pendidikan dinegaranya sendiri yakni Malaysia.

Kritikan tersebut disampaikan mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad dalam acara makan malam tahunan almamater Sultan Abdul Hamid Collage (SAHC).

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat: Iblis, Suri Teladan Pertama Penyebar Hoaks

Ketika itu, ia mengatakan bahwa pendidikan Malaysia akan diperbaiki dengan mengurangi fokus pada pelajaran agama.

Saat itu ia menyebutkan jika sistem pendidikan terlalu fokus pada agama sehingga bisa membuat siswa tak berkompetensi cukup dalam menemukan pekerjaan.

Perdana Menteri Malaysia itu mengatakan jika pola atau sistem pendidikan dinegaranya itu banyak sekali menghasilkan cendikiawan agama atau ulama. Namun ia mengkhawatirkan terlalu banyaknya ulama itu justru membuat banyak perbedaan pendapat yang membuat pengikutnya tersesat.

Mahathir ingin kurikulum sekolah di Malaysia berubah dan menekankan pentingnya kompetensi seperti kemampuan bahasa Inggris.

Baca Juga: Beredar Hoaks di Facebook, Pemegang Kartu BPJS Dapat BLT Rp4 Juta per KK

Soal kritik perdana menteri Malaysia mengkritik sekolah Indonesia yang beredar di Facebook itu adalah hoaks atau berita bohong sebagaimana yang ditelusuri oleh turnbackhoax.

Diharapkan agar masyarakat lebih memahami informasi dan tak mudah termakan isu hoaks.***(Ayu Nida LF/Kabar Besuki PRMN)

Editor: Indah Permata Hati

Sumber: Kabar Besuki

Tags

Terkini

Terpopuler