Porang, Hama yang Kini Banyak Dibudidayakan Janjikan Omset Hingga Ratusan Juta

8 Oktober 2020, 19:35 WIB
Tumbuhan Porang atau iles-iles /totabuan.co/

RINGTIMES BANYUWANGI - Dulu, porang adalah tumbuhan yang dianggap sebagai hama dan banyak di musnahkan ketika tumbuh di ladang atau kebun.

Porang membawa beragam manfaat baik untuk kesehatan maupun industri pangan dan obat-obatan.

Porang dimanfaatkan untuk mengurangi kadar kolesterol dan memberikan rasa kenyang lebih lama di perut. Karena porang rendah kalori, porang tidak akan mengganggu Anda yang tengah menjalankan program diet.

Tepung porang rendah kadar indeks glikemik sehingga aman dikonsumsi bagi penderita diabetes.

Selain itu porang memiliki kandungan serat pangan yang tinggi. Porang dipercaya dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh dari berbagai penyakit seperti kanker usus besar, penyakit kardiovaskular, dan kencing manis.

Baca Juga: Perlancar Rezeki, Berikut 6 Keutamaan Surat Al Waqiah

Tidak hanya di Indonesia, di Filipina tepung porang digunakan untuk pengganti terigu dan bahan baku roti. Rasanya yang netral membuatnya mudah dipadu padankan dengan bahan makanan lain.

Di Jepang, porang dimanfaatkan untuk campuran makanan mi shirataki dan konnyaku. Porang juga banyak dimanfaatkan oleh industri obat-obatan, yakni glukoman yang digunakan untuk membentuk kapsul pada obat.

Di pasaran Indonesia, porang memiliki harga yang cukup fantastis mulai dari puluhan ribu untuk umbinya, sedangkan buah dari tanaman porang ini bernilai hingga ratusan ribu untuk setiap kilonya.

Hal ini disebabkan karena porang memiliki beragam manfaat untuk kesehatan dan pengobatan herbal. Mengingat, tumbuhan ini juga banyak digunakan sebagai obat herbal di beberapa negara selain Indonesia.

Baca Juga: Ricuh, Mahasiswa UPB Berujung Kritis Akibat Demo Mahasiswa Tolak UU Cipta Kerja

Porang atau dikenal juga dengan nama iles-iles adalah tanaman umbi-umbian dari spesies Amorphophallus muelleri.

Porang adalah tanaman yang toleran dengan naungan hingga 60 persen. Porang dapat tumbuh pada jenis tanah apa saja di ketinggian 0 sampai 700 mdpl.

Porang atau Amorphopallus muelleri merupakan tanaman herbal yang dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian sekitar 1,5 meter, tanaman ini merupakan tanaman penghasil umbi yang banyak hidup di hutan tropis.

Secara fisik, tanaman porang tumbuh dengan tangkai tunggal atau batang bercorak belang-belang hijau-putih. Tanaman porang hanya bisa tumbuh di bawah pepohonan penyangga seperti pohon jati.

Porang memiliki ciri-ciri daun tergolong daun majemuk dan juga menjari, memiliki warna daun hijau muda, hijau tua, dan untuk tanaman porang dengan nutrisi cukup maka akan berwarna hijau kebiruan.

Saat tanaman porang berusia empat bulan maka bunga porang akan tumbuh dari pangkal, dan kemunculan bunga tersebut biasanya tumbuh saat musim penghujan tiba, dan tumbuhnya bunga saat porang dalam masa tidak mengalami flush (pertumbuhan daun).

Baca Juga: Haram, Berikut 5 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Usai Berhubungan Seks

Biji tanaman porang juga dapat diperbanyak dengan menggunakan biji sebagai benih. Biji porang terdapat di dalam buah yang tersusun dalam sebuah tongkol.

Pada saat muda buah tersebut berwarna hijau yang kemudian berubah menjadi berwarna kuning. Setelah dewasa berwarna kemerahan dan buah yang siap masak berwarna merah tua kehitaman. Satu tongkol berisi sekitar 100 sampai dengan 300 biji buah.

Umbi porang merupakan umbi tunggal atau setiap satu batang tanaman porang hanya menghasilkan satu umbi.

Baca Juga: Akui Tahu Dalang di Balik Demo UU Cipta Kerja, Pemerintah: Tokoh di Balik Ini Punya Ego Sangat Besar

Daging umbi berwarna kuning cerah dengan serat halus. Getah porang berwarna agak keruh dan meimbulkan rasa gatal. Umbi yang dirajang dalam bentuk chips dan setelah kering berwarna coklat kemerahan.

Akar porang pada umumnya sebelum bibit tumbuh tunas daun. Terlebih dahulu dperlihatkan adanya pertumbuhan akar yang berkembang cepat dalam waktu 7 -14 hari baru muncul tunas daun baru.

Setelah mengetahui harga dan manfaat dari tumbuhan ini, apakah Anda berniat untuk menanamnya di kebun Anda?***

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Tags

Terkini

Terpopuler