BEI Bekukan Perdagangan Saham Setengah Jam Lebih Awal, Ini Dia Penyebabnya

- 12 Maret 2020, 21:00 WIB
ILUSTRASI saham.
ILUSTRASI saham. //pexels

RINGTIMES – Bursa Efek Indonesia menghentikan perdagangan saham setengah jam lebih awal, Kamis,12 Maret 2020.

Kebijakan itu dilakukan setelah Indeks Harga Saham Gabungan turun hingga 5,01 persen ke level 4.895,748 hingga terkena pembekuan sementara (trading halt) pada pukul 15.33 WIB.

Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II Otoritas Jasa keuangan, Fakhri Hilmi, mengatakan trading halt itu terjadi setengah jam sebelum penutupan perdagangan pada pukul 16.00.

"Secara otomatis ya perdagangan berhenti lebih awal karena kalau ditunggu 30 menit kemudian, perdagangannya memang sudah waktunya selesai. Besok kembali dibuka," ujar dia saat acara pelatihan wartawan OJK di Padang, Kamis, 12 Maret 2020.

Baca Juga: Beri Kontribusi Tinggi pada Pembangunan Ekonomi, Sektor Pertanian dapat Perhatian Presiden

Fakhri mengatakan, pembekuan sementara perdagangan ini perlu dilakukan untuk menahan harga saham agar tidak turun terlalu jauh.

Pembekuan perdagangan dilakukan sesuai dengan Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor: Kep-00024/BEI/03-2020 tanggal 10 Maret 2020 perihal Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dalam Kondisi Darurat.

"Kalau tidak ada halting maka penurunan bisa lebih lanjut misal 6 atau 7 persen. (Misalnya saja) Senin (9 Maret 2020) kan di tengah sesi kita sempat lebih dari 6 persen," ujarnya.

Menurut Fakhri trading halt diterapkan juga di negara lain. Namun batasan persentase penurunan harganya berbeda beda.

Baca Juga: Penipuan Berkedok Investasi Semakin Marak, Ini dia Ciri-cirinya!

Untuk di Amerika Serikat, trading halt dilakukan jika IHSG sudah turun 7,5. "Amerika dua hari lalu sempat melakukan halting. Setiap negara pasti punya toolsnya tapi angkanya berbeda beda," ujarnya.

Dia mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkam trend penurunan harga saham di awal tahun 2020 baik dari luar mauoun domestik.

Faktor pertama adanya penyebaran virus Corona yang terjadi di seluruh belahan dunia.

Sementara faktor kedua adalah penurunan harga minyak dunia akibat ketidaksepakatan Rusia untuk membatasi produksi minyak. Akibatnya suplai minyak dunia berlebih.

Baca Juga: Bank DKI Turut Cegah Virus Corona dengan Dorong Transaksi Non Tunai

Faktor ketiga yaitu penurunam suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat sebesar 50 basis poin untuk memperkuat ketahanan ekonomi negara tersebut.

"Namun ternyata kebijakan itu gagal karena tidak berdampak apa apa," kata dia.

Sementara faktor domestik dipengaruhi oleh outlook perekonomian Indonesia di luar ekspektasi investor.

"Hal itu diperparah saat di Indonesia terdapat pasien positif Corona dan ada yang meninggal dunia," ujarnya. ***

 Baca Juga: Okupansi Hotel di Kota Bogor Turun, Yuno Abeta: Isu Corona Harus Segera Diakhiri

 

Sumber: Pikiran-rakyat.com dengan judul Pembekuan Perdagangan Saham Setengah Jam Lebih Awal agar Harga Tidak Jatuh Terlalu Dalam

Editor: Dian Effendi

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah