4 Tanda Mental Lelah, Jarang Disadari Bisa Sebabkan Depresi

4 Januari 2021, 19:15 WIB
Banyaknya beban sebabkan kelelahan mental yang jarang disadari oleh pasien bisa sebabkan depresi, seperti gangguan tidur dan sebainya:* /Pixabay/

RINGTIMES BANYUWANGI – Seseorang dengan beban kerja atau masalah tertentu cenderung akan mengalami kelelahan mental parah yang jarang disadari. Padahal jika dibiarkan bisa mengakibatkan masalah serius seperti gangguan mental atau depresi.

Rasa lelah pada mental akibat banyaknya beban pikiran terkadang membuat susah tidur dan gangguan tidur lain yang pada akhirnya menimbulkan kecemasan bahkan depresi.

Selain itu, lelahnya mental juga bisa terjadi akibat aktivitas sehari-hari yang tidak dapat terselesaikan dengan sempurna sehingga menjadi beban mental yang juga jarang disadari.

Baca Juga: Besok! Stray Kids dan GOT7 Meriahkan Perayaan Ulang Tahun Shopee di TV Show Shopee 12.12 Birthday

Psikolog menyatakan bahwa adanya peningkatkan permintaan untuk perawatan gangguan mental akibat stress hingga 48 persen serta perawatan pada pasien gangguan tidur-bangun akibat merasa kelelahan pada mental mereka.

Ringtimesbanyuwangi.com melansir dari situs psychologytoday.com pada 4 Januari 2021 berikut adalah tanda lelahnya mental yang semakin parah namun sangat jarang disadari oleh pasien.

1. Merasa tidak empatik atau menyerap trauma atau rasa sakit emosional

Anda mungkin pernah mendengar istilah kelelahan kasih sayang (CF). 

Ada hubungan terbalik yang terdokumentasi dengan baik antara empati dan kelelahan yang mengalami kesusahan.

Tidak sedikit dari mereka yang merasa seperti mulai tenggelam dalam rasa sakit mereka, tidak mampu mempertahankan batasan emosional yang sehat.

Baca Juga: 10 Alasan Mengapa Anda Sering Merasa Ingin Kencing, Waspadai Penyakit yang Timbul

2. Melarikan diri dari frustasi

Yang satu ini jarang dibicarakan, namun saya merasa sangat relevan dan penting hari ini,  seperti yang telah kita lihat sejumlah dokter bunuh diri akibat stress. 

Tentu saja, kita tidak bisa serta merta mengaitkan mencabut nyawa seseorang semata-mata karena kelelahan, dan faktor lain seperti cedera moral dapat berkontribusi.

Namun, fantasi pelarian juga bisa mengambil bentuk yang tidak terlalu drastis. Berhenti dari pekerjaan kita dengan segera, mengubah profesi kita, pindah ke negara bagian, negara, atau benua lain adalah contoh agak bercanda, tetapi beratnya pernyataan seperti itu tidak boleh diremehkan.

Setiap pengambilan keputusan yang impulsive, misalnya, “Harus membeli rumah baru sekarang!”

Dan keputusan hidup yang lebih besar yang dibuat dengan tergesa-gesa mungkin juga merupakan pelarian dari kenyataan saat ini. 

Beberapa cara untuk keluar dari kenyataan, seperti mengambil cuti akhir pekan karena menonton TV yang berlebihan, mungkin tidak merugikan dan, pada kenyataannya, dapat membantu dalam mengatur ulang tetapi tetap patut diperhatikan.

Baca Juga: 5 Sifat Istri yang Paling Disukai Suami, Salah Satunya Pandai Berterima Kasih

3. Rutinitas yang sehat sedang menurun

Terlalu banyak menunda jam alarm, tidak makan dengan benar, atau menunda olahraga, meditasi, atau berhubungan dengan orang yang dicintai juga bisa menjadi tanda kelelahan. 

Mengubah rutinitas kita mungkin akibat dari memaksakan diri terlalu keras untuk mengakomodasi pasien yang terus meningkat. 

Meskipun meregangkan jadwal kita sesekali untuk mengambil rujukan baru tidak dengan sendirinya menjadi masalah, terlalu sering melanggar waktu pribadi kita dapat menyebabkan perasaan seperti batasan kita dilanggar. 

Menjaga rutinitas yang sehat, secara metaforis, merupakan perancah yang membuat kita tetap tegak dan mampu tetap stabil sepanjang masa krisis.

Baca Juga: Penyebab Asam Lambung Naik, Salah Satunya Tidur Telentang Setelah Makan

4. Anhedonia, yaitu kesulitan merasakan emosi positif

Kelelahan dapat memanifestasikan dirinya sebagai perasaan tidak termotivasi dan tidak dapat merasakan kegembiraan atau kegembiraan.

Daftar yang harus dilakukan terasa terlalu membebani dan bahkan pemikiran tentang aktivitas yang mungkin membuat kita bersemangat di masa lalu sekarang menjadi terlalu membebani.

Ini mungkin juga terkait dengan fakta bahwa kita memperoleh emosi positif dari pekerjaan yang positif seperti membantu, memengaruhi kehidupan dengan cara yang positif, dan melihat hasil.

Kelelahan mental yang tak disadari ini jika dibiarkan bisa menjadi lebih kronis dan meluas hingga sebabkan masalah psikologis dan medis yang lebih serius.

Jadi, mulailah berbicara tentang kelelahan, kesehatan mental, kita harus berhenti membakar diri sendiri hanya untuk membuat orang lain tetap hangat.***

 

 

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: Psychologi Today

Tags

Terkini

Terpopuler