Gangguan Tidur Meningkatkan Risiko Stroke, Jangan Lagi Begadang

- 5 Januari 2021, 19:26 WIB
gangguan tidur
gangguan tidur /Feepik/tirachardz.

RINGTIMES BANYUWANGI- Gangguan tidur atau somnipati banyak dialami orang di Indonesia. Macamnya juga beragam, mulai dari insomnia, sleep apnea, sindrom kaki gelisah, dan lain-lain.

Beberapa orang menganggap hal ini merupakan hal yang biasa. Malah sebagian cukup menikmati gangguan ini dengan memanfaatkannya untuk kumpul dengan teman atau menikmati aktifitas maalam lainnya.

Padahal, hal seperti ini tidak bisa dianggap remeh. Disadari atau tidak, gangguan tidur juga dapat menyebabkan masalah serius di kemudian hari.

Baca Juga: Besok! Stray Kids dan GOT7 Meriahkan Perayaan Ulang Tahun Shopee di TV Show Shopee 12.12 Birthday

Dilansir Ringtimesbanyuwwangi.com dari Boldsky pada tanggal 5 Januari 2021 mengenai gangguan tidur yang dapat meningkatkan risiko stroke. Jangan lagi biasakan begadang.

Orang dengan gangguan tidur seperti insomnia, sleep apnea atau gangguan tidur yang lain lebih cenderung mengalami stroke atau masalah pemulihan setelah mengalaminya daripada mereka yang tidur nyenyak, kata sebuah penelitian.

Penemuan ini menunjukkan bahwa orang yang pernah mengalami stroke atau stroke ringan, yang disebut serangan iskemik transien, diskrining untuk gangguan tidur.

Baca Juga: Kenali Gejala Gagal Hati, Lakukan Pencegahan dengan Langkah Berikut

Umumnya orang yang mengalami gangguan tidur kurang istirahat. Sehingga tubuh juga bekerja lebih keras untuk tetap terjaga.

Metabolisme tubuh juga terganggu karena kurangnya waktu untuk regenerasi tiap-tiap organ dalam tubuh akibat gangguan tidur.

Halaman:

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: Bold Sky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x