5 Bahaya Jika Terlalu Banyak Minum Kopi, Seperti Telan Bahan Kimia Beracun

- 25 Januari 2021, 07:00 WIB
ILUTSRASI kopi.
ILUTSRASI kopi. /PIXABAY/coyot/

RINGTIMES BANYUWANGI – Jika Anda adalah salah satu penikmat dan sangat cinta dengan kopi, pastinya Anda tidak ingin menikmati efek samping berbaya akibat konsumsi minuman favorit Anda kan?

Mungkin sebagain orang hanya mengetahui efek samping yang menyebabkan hilangnya rasa kantuk. Lebih dari itu, ternyata minum kopi yang terlalu berlebihan justru memiliki efek samping yang berbahaya untuk tubuh dan kesehatan.

Kopi dalam sebuah penelitian seharusnya bisa memberikan efek yang baik untuk kesehatan seperti menurunkan risiko kanker kulit, hati, prostat, endometrium, dan mulut seperti leukemia. 

Baca Juga: Melalui ShopeePay Mantul Sale, ShopeePay Ajak Masyarakat Jadi Smart Spender di 2021

Baca Juga: 7 Kombinasi Makanan yang Merusak Kesehatan, Diantaranya Roti dengan Kopi

Tidak hanya itu, penelitian telah menemukan hubungan antara minum kopi tanpa kafein dan penurunan risiko kematian dini hingga jantung. 

Namun, apa jadinya jika terlalu banyak mengonsumsi kopi?

Meningat dewasa ini trend minum kopi, seperti kopi susu, dan jenis kopi lain terlebih kopi tanpa kafein yang diciptakan menjadi suatu kebanggaan dan sepertinya telah menguasi pasar di mana-mana.

Dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dari laman eatthis.com pada 24 Januari 2021 berikut adalah beberapa bahaya yang ditimbulkan jika terlalu banyak minum kopi, alih-alih adalah jenis kopi tanpa kafein yang kini banyak dijual di pasaran.

Baca Juga: Filosofi dari Nikmatnya Kopi Jaran Goyang Kemiren Banyuwangi, Kuasai Pasar Nasional

1. Sulit menurunkan berat badan

Kopi menurut para ilmuwan merupakan semacam minuman gerbang menuju kalori karena di dalamnya mengandung berbagai macam efek tergantung pada cara Anda meminumnya dan mengolahnya.

Kalori dalam kopi dapat bertambah dengan cepat, hingga akhirnya dapat menyebabkan penambahan berat badan dan atau kesulitan menurunkan berat badan.

2. Meningkatnya kadar kolesterol

Sebuah studi tahun 2005 menemukan bahwa peserta yang minum tiga hingga enam cangkir kopi tanpa kafein sehari mengalami peningkatan LDL atau kolesterol jahat. 

Menariknya, efek ini tidak diamati pada kelompok yang minum kopi berkafein biasa. Kopi tanpa kafein juga ditemukan dapat meningkatkan kadar lemak darah tertentu dalam tubuh yang terkait dengan sindrom metabolik.

Baca Juga: Nikmati Seduhan Kopi Setiap Hari Dapat Tingkatkan Kesehatan Otak Hingga Cegah Stroke

3. Kekurangan zat bezi

Kopi biasa dan kopi tanpa kafein mengandung polifenol, mikronutrien kuat yang dapat berperan dalam mencegah berbagai penyakit .

Tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa senyawa polifenol ini khususnya, asam klorogenat dapat menghambat penyerapan zat besi non-heme dalam tubuh Anda.

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan kuku rapuh, perubahan rasa, rambut rontok, dan dalam kasus yang lebih serius, anemia.

4. Meningkatkan risiko artritis reumatoid

Artritis reumatoid adalah penyakit autoimun yang menyebabkan pembengkakan, nyeri, kekakuan, dan nyeri pada persendian dan bagian tubuh lainnya. 

Penyebab spesifik dari penyakit yang menyakitkan ini belum diketahui, tetapi menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, beberapa faktor dapat meningkatkan risiko pengembangannya, seperti merokok atau paparan asap rokok dan obesitas di awal kehidupan.

Baca Juga: Cara Pengolahan Biji Kopi Metode Basah, yang Punya Harga Tinggi di Pasaran

5. Anda bisa menelan bahan kimia beracun

Anda mungkin ingin melihat lebih dekat label pada kopi tanpa kafein yang Anda beli.

Suatu studi tahun 2020 terhadap 24 merek kopi terkemuka yang dilakukan oleh Proyek Label Bersih menemukan "jumlah yang dapat dihitung" dari bahan kimia beracun yang disebut metilen klorida, yang biasanya ditemukan dalam pengupas cat, di banyak produk tanpa kafein mereka.

Metilen klorida merupakan bahan kimia yang telah dilarang oleh Badan Perlindungan Lingkungan AS, telah dikaitkan dengan beberapa efek samping berbahaya seperti kanker, sesak napas, gangguan kognitif, dan toksisitas hati, ginjal, dan reproduksi.***

 

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: Eat This


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah