RINGTIMES – Dalam upaya memutus penyebaran Covid-19, pemerintah memberlakukan masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah wilayah Indonesia.
Lamanya masa isolasi diri dengan tidak pergi meninggalkan rumah selama berminggu-minggu membuat banyak orang dilanda kesedihan dan kegelisahan sampai tertekan atau disebut dengan cabin fever.
Dokter Gina Anindyajati, SpKJ dari Departemen Psikiatri FKUI-RSCM mengatakan, bahwa cabin fever sebenarnya tidak ada di dalam pedoman diagnostik gangguan kejiwaan.
Baca Juga: Saat Bangunkan Sahur Sekelompok Remaja Tertabrak Lari, 2 Orang Tewas
Selama jangka waktu PSBB, seseorang dibatasi untuk beraktivitas di luar rumah karena kondisi yang mengancam kesehatan.
"Saat seperti sekarang, ketika keluar rumah dibatasi karena ancaman kesehatan, hal itu mungkin membuat kita merasa tidak nyaman dan tidak betah berlama-lama di rumah.
Pada kondisi seperti itu, istilah cabin fever bisa juga digunakan untuk orang yang tidak nyaman berada di rumah," kata Gina.
Baca Juga: Muzzamil : Pemerintah Harus Percepat Penuntasan Krisis Ventilator
Gejala orang yang mengalami cabin fever bisa berupa merasa kebosanan, irritable (mudah marah dan tersinggung), kadang merasa putus asa, dan berbagai emosi lain yang tidak mengenakkan.
Artikel ini sebelumnya telah tayang di Pikiranrakyat-bekasi.com dengan judul "Mengenal Cabin Fever Penyebab Sedih Saat PSBB, Berikut Ini Cara Mengatasinya"