Ternyata Paru-Paru Pasien Sembuh Covid-19 Tetap Rusak

- 18 Mei 2020, 15:50 WIB
ILUSTRASI paru-paru.*
ILUSTRASI paru-paru.* /PIXABAY/

 

RINGTIMES BANYUWANGI  - Baru-baru ini tengah beredar kabar dari salah satu unggahan akun Instagram pengacara kondang Tanah Air Hotman Paris menjadi pembahasan warganet terkait benar atau tidaknya obat khusus COVID-19 hanya menjadi penyambung nyawa.

Namun dalam unggahan itu, tercatut nama Kepala Tim Dokter (COVID-19) asal China Prof. Dr. Zhong Nan Shan yang pernah menanggulangi wabah SARS pada 2003.

Bahkan unggahan itu berupa kutipan pernyataan dokter Zhong Nan yang dilengkapi foto.  Selain itu, terdapat pula sebuah tanda air yang merujuk pada akun Instagram @sanglahinstitute dalam unggahan itu.

Baca Juga: Inilah Seruan dari MUI Mengenai Pelaksanaan Takbiran dan Sholat Id

Sumber Berjudul: Cek fakta: Benarkah paru-paru pasien COVID-19 yang sembuh akan tetap rusak?

Pengacara berusia 60 tahun asal Sumatera Utara itu hanya menambahkan komentar "Tuh dengerin biang nya" pada unggahan di akun @hotmanparisofficial.

Dalam konten itu, disebutkan pernyataan dokter Zhong Nan sebagai berikut:

"Meskipun kelak telah ditemukan obat khusus Covid-19, itu hanyalah obat penyambung sisa nyawa Anda. Sekalipun Anda berhasil sembuh, nyawa Anda tinggal separuh, paru-paru Anda tetap sudah rusak."

Baca Juga: Pakar Penyakit: Pergi Belanja Lebih Baik dari Kumpul Keluarga di Rumah

Hotman mengunggah konten itu pada Jumat (15/5) dan telah mendapatkan lebih dari 700 komentar dari pengguna Instagram dan disukai oleh lebih dari 25 ribu akun lain.

Namun, benarkah pernyataan dokter Zhong Nan itu terkait paru-paru pasien COVID-19 yang telah sembuh akan tetap rusak dan obat khusus yang akan ditemukan hanya sebagai penyambung nyawa?

Penjelasan:

Komunitas studi mikrososial Sanglah Institute dalam unggahan akun Instagram mereka pada 22 Maret telah mengakui konten terkait dokter Zhong Nan itu merupakan informasi yang salah dan tidak valid.

Baca Juga: Paket Sembako ini Diprioritaskan untuk Mahasiswa? Simak Faktanya

"Kami atas nama Sanglah Institute memohon maaf sebesar-besarnya atas keteledoran kami dalam mengolah informasi."

"Setelah dilakukan pemeriksaan kembali, postingan yang berisi pernyataan Prof. Dr. Zhong Nan Shan (21/03) nyatanya TIDAKLAH VALID karena tidak didukung oleh data ilmiah yang jelas."

"Kami telah menghapus postingan tersebut pagi ini (22/03) pukul 09.00 WITA," demikian klarifikasi komunitas studi yang bermarkas di Denpasar, Bali itu.

Baca Juga: Warga Yahudi Pembakar Satu Keluarga Palestina Dinyatakan Bersalah

Di sisi lain, salah satu media asal China milik Shanghai United Media Group, Sixth Tone, melaporkan pernyataan resmi dokter Zhong Nan Shan ke sejumlah media lokal di China.

Berikut laporan Sixth Tone:

"Virus corona baru tampaknya tidak meninggalkan kerusakan dalam jangka panjang di paru-paru dari pasien-pasien COVID-19 yang telah sembuh. Tingkatan fibrosis paru, atau jarinan parut paru-paru, pada orang yang terdampak penyakit itu relatif rendah dibanding SARS, demikian pernyataan pakar penyakit pernapasan China Zhong Nanshan."

"Dalam sebuah wawancara pada 14 April dengan media lokal, Zhong yang juga kepala penanganan COVID-19 China mengatakan fibrosis paru di dalam tubuh pasien yang diteliti oleh timnya telah hilang sangat cepat. Sementara pengujian yang menunjukkan penurunan fungsi paru, terutama terkait transfer oksigen, pada beberapa pasien, Zhong percaya efek itu tidak akan bertahan lama."

Baca Juga: Antisipasi Penyakit Pandemi, Beijing Bangun Labotorium P3

""Seiring waktu, itu (paru-paru) akan berangsur-angsur pulih. Jadi saya tidak berpikir sebagian besar pasien penyintas COVID-19 akan memiliki efek samping paru yang jelas," kata Zhong."
(Penulis:  Sophia Tri Rahayu)

Editor: Sophia Tri Rahayu

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x