Baca Juga: Mengejutkan, Marzuki Alie Ungkap Siapa Dalang Demo Tolak UU Ciptaker 'Bukan SBY'
Pertama, diketahui bahwa periode mikroorganisme pada vagina tidak dapat dipisahkan dengan periode hormon-hormon indung telur. Selain itu, ditemukan beberapa jenis kuman berbahaya yang muncul secara berlawanan. Ketika yang satu bertambah banyak, yang satu terus berkurang.
Pada masa haid, jumlah kuman yang ditemukan sangat menakutkan. Ditemukan pula kuman-kuman berbahaya di bagian bawah vagina. Sementara pada bagian atasnya tidak ditemukan.
Selanjutnya, ditemukan jenis-jenis kuman berbahaya lain pada masa haid yang berbeda dengan kuman-kuman sebelumnya. Kuman tersebut berada pada saluran kencing dan anus.
Kedua, ada satu kuman tidak membahayakan. Namun, di saat haid kuman tersebut menjadi berbahaya. Demikian pula parasit Trichomonas. Pada saat haid dan dalam kondisi-kondisi tertentu akan bertambah banyak menjadi empat kali lipat dari biasanya.
Anehnya, alih-alih tetap bertahan di bawah vagina, ia justru masuk ke bagian lipatan atas vagina.
Baca Juga: Jangan Asal Tuduh, PDIP Minta Masyarakat Hentikan Tuduhan SBY Dalang Demo UU Ciptaker
Ketiga, umumnya jumlah kuman pada perempuan yang belum melahirkan lebih sedikit dibanding pada perempuan yang sudah pernah melahirkan.
Demikian halnya dengan tingkat keasaman (PH) vagina. PH pada kelompok perempuan yang belum melahirkan cenderung lebih tinggi daripada kelompok perempuan yang telah pernah melahirkan.
Keempat, terungkap jelas bahwa doderlein (bakteri baik) pada asalnya ditemukan dalam vagina. Ia berfungsi menjaga kuman-kuman berbahaya yang masuk. Namun, di saat haid, jumlahnya menurun.