Masalah yang sebelumnya hanya diketahui oleh mahasiswa Indonesia di Tomsk kemudian semakin tersebar luas karena diunggah ke media sosial.
"Menurut Gokma dan TP, masalah ini tidak disebar di media sosial atas dasar untuk menjaga nama baik JA, jadi informasi hanya ke sekitar Tomsk," ungkap Jehian.
"Tapi melihat utas yang dibuat oleh Sandi (yang diakui atas kemauan JA), mungkin JA berubah pikiran," lanjutnya.
Jehian sendiri mengaku malu atas kelakuan Turah yang tidak diduganya selama ini.
Baca Juga: Khasiat Tanaman Patah Tulang untuk Kanker, Berikut Cara Membuat Jamu Tradisionalnya
"Saya sebagai Manager dari TP merasa malu dan gagal mendidik talent saya dan menyatakan penyesalan sama kepada pihak korban, terkhusus saudari JA," kata dia.
"Di sisi lain, aku yakin dan percaya bahwa manusia bisa bangkit dan memperbaiki diri menjadi lebih baik, karena itulah fungsi dari sanksi dan hukuman yang diberikan atas sebuah kesalahan," timpalnya.
Meski telah mendapatkan kejelasan dari kejadian tersebut, ia masih menunggu klarifikasi langsung dari Turah.
"Saya juga sama seperti banyak orang, menunggu respon langsung dari Turah. Tapi untuk sekarang, That’s my side of the story," tulis Jehian.
Pada November 2019, Turah Parthayana tidak menyangkal pengakuan pelecehan seksual yang dilakukan olehnya.
Hingga kemarin, aku tidak tahu kejadian ini. Tulisan ini disusun berdasarkan hasil percakapan telpon aku dengan @sandi_sa119 , Gokma (ketua PPI Tomsk), dan Turah sendiri.— Jehian Panangian Sijabat (@jehianps) August 6, 2020
***(Beryl Santoso/Pikiran Rakyat)