Keisengan programmer Buat Masker Covid-19 dengan Vitur Lampu LED

12 Juni 2020, 07:55 WIB
PROGRAMMER Tyler Glaiel membuat masker LED dengan budget 50 dolar.* /@TylerGailel/TWITTER


RINGTIMES BANYUWANGI - masker sebagai barang yang wajib dimiliki oleh seluruh orang di muka bumi, pandemi virus corona atau Covid-19.

Benda kecil ini berfungsi melindungi mulut dan hidung dari droplet yang dikeluarkan oleh orang lain agar bisa terhindar dari paparan virus corona.

Macam-macam kain telah dibuat oleh orang-orang kreatif di berbagai negara, di Indonesia sendiri masker karakter dan masker batik menjadi yang mencuri banyak perhatian.

Baca Juga: Mulai 1 Juli 2020, Jakarta Resmi Larang Penggunaan Kantong Plastik Sekali Pakai

Berita ini sebelumnya telah terbit di pikiran-rakyatbandungraya.com dengn judul Programmer Iseng Buat Masker Covid-19 dengan Vitur Lampu LED, Bisa Membentuk Bibir Ketika Tersenyum

Baca Juga: Jadwal dan Soal Program Belajar dari Rumah TVRI, Rabu 10 Juni 2020.

Selain itu, ada juga masker transparan untuk membantu memperlancar komunikasi bagi mereka yang memiliki gangguan pendengaran.

Kali ini, seorang desainer sekaligus programmer game, Tyler Glailel turut membuat inovasi masker kain dengan menggunakan teknologi LED.

Baca Juga: Alami Depresi Berat, Pemuda di Bekasi ini Bakar Rumahnya Sendiri

Dikutip Pikiranrakyat-bandungraya.com dari Daily Mail, Tyler mengaku membuat masker tersebut karena ia merasa inovasinya bisa digunakan untuk orang-orang yang frustasi selama berbicara menggunakan mulut yang tertutup kain, tanpa bisa melihat bagaimana gerakan bibir lawan bicaranya.

Baca Juga: Kondisi Tenggorokan Ini Dikabarkan Terjadi pada Pasien Covid-19, Simak Faktanya.

Tyler menciptakan masker kain dengan panel lampu LED yang muncul dibagian permukaan masker. Lampu tersebut akan bergerak sesuai gerakan bibir orang yang menggunakannya.

Baca Juga: Kaum Miring Kiri? Berikut Manfaat Posisi Tidur Miring ke Kanan

Lampu akan bergerak seiring dengan gerakan mulut orang yang menggunakan masker itu, ketika tak berbicara, lampu akan menutup membentuk garis lurus, sementara ketika berbicara, lampu akan terbuka membentuk lingkaran.

Masker ini juga bisa memeragakan orang tersenyum, di mana Tyler menggunakan teknologi array 16 lampu LED, caranya, orang tersebut tinggal menggunakan lidah mereka hingga muncul suara klik.

"Saya random saja, tiba-tiba punya ide untuk membuat masker itu," kata Tyler seperti dilaporkan BBC.

Baca Juga: Tompi: Gue Harus Bayar Rp 2,1 Juta, Keluhan Kenaikan Tagihan Listrik

Awalnya Tyler ragu dan bertanya-tanya apakah alat-alat untuk membuat masker menyala denga membentuk mulut itu ada, hingga ia mencari bahan-bahan dasarnya di online shop.

"Aku melihat-lihat secara online mencari apakah ada sesuatu yang bisa aku beli untuk membuat masker ini, tapi tidak ada apa-apa," kata Tyler.

Tyler menghabiskan waktu sekira satu bulan, dia bereksperimen dengan berbagai cara untuk membuat masker LED sebelum akhirnya membuat desain akhir.

Baca Juga: Tompi: Gue Harus Bayar Rp 2,1 Juta, Keluhan Kenaikan Tagihan Listrik

Masker itu dibuat menggunakan Arduino Nano atau perangkat murah yang mirip dengan Raspberry Pi. Perangkat itu berfungsi sebagai pengontrol lampu LED yang bisa disterilkan secara berkala menggunakan sinar UV.

Masker dengan perangkat itu dapat dibuat dengan komponen-komponen dasar yang sebagian besar tersedia di toko perangkat keras dan toko elektronik, termasuk kabel listrik, microfon kecil, konverter, dan pita listrik.

Taylor mengaku tidak akan menjual produk yang ia buat sehingga dirinya memutuskan memberikan rincian produk apa saja yang dibutuhkan dalam unggahan di blog. Dana yang dikeluarkan untuk membuat masker itu sekira 50 dolar.

Baca Juga: Kaum Miring Kiri? Berikut Manfaat Posisi Tidur Miring ke Kanan

"Aku tidak berencana menjualnya, jadi kamu harus membuatnya sendiri," kata Tyler.

Tyler juga membagikan kode komputer yang diperlukan untuk mengoperasikan pengenalan suara dan lampu LED di Github.

Namun demikian, BBC sendiri menilai masker LED ini menimbulkan kondisi panas pada kain sehingga tidak disarankan untuk digunakan pada anak kecil dan digunakan dalam kurun waktu yang lama.( Fitri Nursaniyah)

Baca Juga: Dinilai Tak Serius, Pangdam v Brawijaya Tegur 3 Daerah Dampak Covid-19

Editor: Sophia Tri Rahayu

Sumber: PR Bandung Raya

Tags

Terkini

Terpopuler