RINGTIMES BANYUWANGI - Pendiri besar teknologi Huawei Ren Zhengfei mengatakan kepada karyawannya untuk menghancurkan saingan dan merintis jejak berdarah di dalam suatu pertempuran teknologi Tiongkok dengan supremasi global.
Ren memerintahkan para karyawannya di pusat untuk penelitian dan pengembangan Huawei, Hangzhou, Tiongkok pada tahun 2018 untuk belajar dari Google yang tak ada hentinya untuk terus bergerak maju.
Menurut transkrip dari The Wall Street Journal, pernyataan tersebut diungkapkan dalam sebuah pidato pendiri Huawei sebulan setelah penangkapan putrinya di Kanada.
Baca Juga: Warga Tiongkok Minta Australia Akhiri Tindakan Rasisme
Putrinya yang bernama Meng Wanzhou itu ditangkap usai tuduhan Huawei menggunakan perusahaan kerang Hong Kong untuk menjual smua peralatan ke Iran dan melanggar sanksi Amerika Serikat.
Pada Februari 2020, Ren juga mengatakan kepada karyawannya bahwa Huawei saat ini telah memasuki keadaan perang dengan barat dikarenakan menjadi pusat pertempuran teknologi antara Tiongkok dan AS.
Sebelumnya, Huawei diizinkan pemerintah Inggris untuk mengembangkan jaringan 5G meskipun hanya sebesar 30 persen.
Baca Juga: Tiongkok Telah Menahan Informasi Covid-19, Ucap Ahli Penyakit Menular
Namun, pihak AS terus mendesak sekutunya untuk membuang teknologi Huawei karena dianggap bisa bekerja sama dengan pemerintah Tiongkok dengan meretas sistem telekomunikasi.
Desakan AS tersebut membuat Inggris terdorong untuk menghapuskan teknologi Huawei di negaranya.