Network
RINGTIMES BANYUWANGI - Seorang arkeolog temukan cawan suci bangkai kapal di dasar Laut Karibia yang berisi harta karun berupa emas, perak dan zamrud yang diperkirakan bernilai 13 miliar Poundsterling atau Rp 234 triliun rupiah.
Dikutip ringtimesbanyuwangi.com dari Pikiran-rakyat.com, cawan suci yang ditemukan di bangkai kapal Galleon angkatan laut Spanyol yang dikenal San Jose berusia 310 tahun. Kapal ini diketahui ditenggelamkan selama pertempuran dengan kapal Inggris di lepas pantai Cartagena, Kolombia pada 1708.
Pada November 2015, Jeff Kaeli, seorang insinyur riset di Woods Hole Oceanographic Institution, mengonfirmasikan telah menemukan 'cawan suci bangkai kapal' di dasar Laut Karibia.
Baca Juga: Lima Provinsi Terbaik Tangani Pandemi Covid-19 Pilihan Presiden Jokowi
Kaeli menggunakan robot kapal selam Remus 6000 dilengkapi sensor dan kamera untuk memasuki dasar laut. Kapal selam ini dapat menyelam di kedalam hingga 6.400 meter. Kapal selam pertama kali melihat meriam perunggu diukir dengan tanda lumba-lumba menjadi pertanda penemuan bangkai kapal.
“Aku bukan arkeolog kelautan, tetapi aku tahu seperti apa meriam itu. Jadi pada saat itu, kurasa aku adalah satu-satunya orang di dunia yang telah menemukan kapal karam itu," kata Kaeli.
Kapal selam Remus 6000 yang dioperasikan oleh Woods Hole Oceanographic Institute di Massachusetts di Amerika Serikat menemukan bangkai kapal yang memuat harta karun itu di kedalaman 609 meter.
Kepastian lokasi kapal karam itu dirahasiakan setelah diketahui memiliki muatan bernilai triliunan rupiah. Kapal selam itu memindai dasar laut menggunakan sonar jarak jauh kemudian kembali dan mengambil gambar benda apa pun yang tampak.
Baca Juga: Salon Tutup Karena Pandemi, Rambut Donald Trump Memudar dari Pirang Menjadi Abu
Berita sebelumnya sebelumnya telah terbit di Pikiran-rakyat.com dengan judul Harta Karun 'Cawan Suci' Ditemukan di Dasar Laut, Bernilai Triliunan Rupiah
Tim Woods Hole yang bekerja sama dengan pemerintah Kolombia juga menemukan artefak seperti cangkir teh dan kendi keramik.
"Anda dapat mengambil risiko yang lebih besar dengan teknologi Anda dan pergi ke tempat-tempat di mana tidak aman atau layak untuk menempatkan manusia. Semua orang fokus pada aspek harta, semuanya adalah harta budaya," kata Kaeli.
Sejak penemuan itu, perdebatan kini muncul antara Kolombia dan Spanyol yang keduanya mengklaim sebagai pemilik harta karun yang sah.
Baca Juga: 16 Juli 2020, Daftar Harga Emas di Pegadaian, Logam Mulia UBS 1 Gram Rp953.000
Namun, tim dari Woods Hole mengatakan bahwa mereka adalah penjelajah, bukan pemburu harta karun, dan tidak terlibat dalam perselisihan kepemilikan. Hingga sampai saat ini, semua harta karun di bangkai kapal masih tetap berada di dasar laut.
Kapal Galleon San Jose meninggalkan kota pelabuhan Panama Portobelo pada akhir Mei 1708, harta karun itu ditujukan kepada Raja Philip V dari Spanyol.***( Julkifli Sinuhaji / Pikiran Rakyat)
