Bupati Anas Beri Motivasi kepada Ratusan Kepala Sekolah se JawaTimur

25 Februari 2020, 16:25 WIB
Ilustrasi pendidikan /PRFM/

BANYUWANGI – Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas memaparkan berbagai inovasi pendidikan di kabupaten ujung timur pulau jawa kepada 630 kepala SMA, SMK dan Pendidikan Khusus - Pendidikan Layanan Khusus (PK PLK) Jawa Timur.

Bupati Anas memberi spirit dan motivasi di tengah acara silaturahmi dan pembinaan yang dilakukan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Wahid Wahyudi di Hotel El Royal, Banyuwangi, pada Senin (24/02/2020).

Dalam kesempatan tersebut, Anas memaparkan berbagai inovasi yang telah dilakukan Banyuwangi, seperti Siswa Asuh Sebaya hingga Banyuwangi Mengajar.

"Berbagai inovasi yang dilakukan oleh kami, semuanya berangkat dari segala keterbatasan yang Banyuwangi miliki. Dengan daerah yang begitu luas, Banyuwangi perlu berinovasi untuk memeratakan kualitas pendidikan," ujarnya.

Seperti halnya sekolah-sekolah di daerah terpencil. Untuk bisa meningkatkan kualitas pendidikan, dibutuhkan tenaga pendidik yang inovatif.

Namun, lanjutnya, jika hanya mengandalkan guru ASN yang berasal dari tempat lain, dalam jangka waktu tertentu mereka pasti meminta untuk mutasi ke tempat yang lebih dekat.

Baca Juga: Viral Video Pabrik Mobil Esemka disuruh Produksi Alat Dapur

"Oleh karena itu, kita mengirimkan para sarjana yang baru lulus untuk dikirim ke sekolah-sekolah terpencil itu dalam program Banyuwangi Mengajar. Dengan idealisme anak muda, mereka tidak hanya mengajar, tapi juga tinggal di sana. Mendampingi para siswa hingga di luar jam sekolah," ungkapnya.

Selain itu, Anas juga mengungkapkan bagaimana upayanya untuk menekan angka putus sekolah. Salah satunya dengan memberikan uang saku bagi para pelajar tidak mampu.

"Biaya sekolah sudah gratis, tapi masih ada yang tidak sekolah karena keterbatasan biaya. Usut punya usut, ternyata dikarenakan banyak diantara mereka yang tak memiliki uang saku ke sekolah. Sehingga mereka tidak bisa berangkat atau sarapan saat di sekolah. Jadi kami juga beri pula bantuan uang saku," jelas Anas.

Lebih dari itu, Anas juga meminta kepada para guru untuk memberikan waktu dan perhatian kepada para anak didiknya. Guru tak boleh hanya sibuk mengajar, tanpa memberikan kepedulian.

"Anak yang nakal biasanya tidak mendapat perhatian di rumah. Oleh karena itu, kami meminta kepada para guru untuk mendata para siswa yang di rumahnya jauh dari pantauan orang tuanya. Ini biasanya mengakibatkan kekurangan perhatian," cetus Anas.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Wahid Wahyudi mengapresiasi berbagai kebijakan inovatif yang dilakukan oleh Bupati Banyuwangi.

Baca Juga: Pembangkit Listrik Tenaga Angin akan Dibangun di Selat Bali

Menurut Wahid, hal tersebut adalah inspirasi yang layak diteladani oleh para kepala sekolah.

"Inovasi yang dilakukan Pak Bupati (Anas) dalam mengubah Banyuwangi yang bukan apa-apa dulunya menjadi daerah yang maju dan dikenal hingga level dunia ini, adalah inspirasi bagi bapak ibu kepala sekolah semua yang hadir di sini," ungkap Wahid Wahyudi.

Wahid Wahyudi juga membenarkan uneg-uneg Bupati Anas atas pentingnya menekan angka pengangguran terbuka dan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Menurutnya, sejumlah SMK di Jawa Timur didorong untuk membuka jurusan yang benar-benar sesuai dengan potensi lokal masing-masing.

"Sehingga nantinya bisa diserap dengan mudah di dunia kerja. Atau paling tidak mereka mampu berwirausaha dengan potensi yang dimiliki di sekitarnya," ungkapnya.

Sedangkan dalam soal IPM, Wahid menambahkan, bakal melakukan assasment pada sejumlah warga yang tidak mengenyam pendidikan. Terutama bagi warga yang sudah asyik dengan dunia kerja. 

"Mereka jelas tidak mau meluangkan waktunya hanya untuk sekolah Paket C selama tiga tahun. Jadi, perlu adanya pendekatan khusus untuk bisa memberikan mereka legalitas setara paket C dengan assesment tertentu. Karena, pada dasarnya, kapasitas mereka sudah setara SMA ketika beraktivitas di dunia kerja bertahun-tahun lamanya," terangnya.

Baca Juga: Iman Tanpa Penantian

Hal yang sama juga bakal dilakukan kepada sejumlah lulusan pesantren yang tidak sempat mengenyam pendidikan formal. "Dengan kurikulum yang ada di pesantren sebenarnya para santri tak kalah dengan mahasiswa di pendidikan tinggi keislaman. Jadi, perlu assesment yang bisa menyetarakan status pendidikan mereka," imbuhnya.

Dalam melakukan assesment tersebut, Wahid menyebutkan, bakal melibatkan sejumlah SMA dan SMK di seluruh Jawa Timur. "Nantinya, bapak ibu yang akan melakukan assesment tersebut," pungkasnya. 

Para kepala sekolah yang hadir berasal dari tiga Cabang Dinas Pendidikan. Selain Cabang Dinas Banyuwangi, juga diikuti Cabang Dinas Jember yang meliputi Kabupaten Lumajang dan Cabang Dinas Bondowoso yang meliputi Kabupaten Situbondo. Pada kesempatan itu juga hadir Dewan Pendidikan Jawa Timur Profesor Muzakki.

Baca Juga: Title Kepangkatan Era Prabu Tawangalun

Editor: Dian Effendi

Sumber: banyuwangikab.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler