"Saya minta dokter rutin mengecek kesehatan pak Wayan. Apabila ada sesuatu segera koordinasikan," ujar Ipuk.
Diketahui, Wayan Sastra banyak terlibat dalam proses pembangunan Banyuwangi sejak tahun 1967. Terutama dalam bidang seni rupa seperti patung dan monumen.
Selain monumen yang berada di Watudodol, monumen patung gandrung hasil karya Wayan
Sastra juga bisa kita lihat di perbatasan Jember-Banyuwangi tepatnya di Gunung Gumitir, Kalibaru.
Baca Juga: Gelar Ritual atas Hilangnya KRI Nanggala 402, Ketua Perdunu: Ada Pesan Besar
Patung Kuda yang berada di Kelurahan Sobo, Gelanggang Seni dan Budaya atau Gesibu Blambangan juga merupakan hasil karya dari bapak tujuh anak tersebut.
Salah seorang anak Wayan Sastra, Joko Purnomo mengungkapkan, sejak di usia muda ayahnya sering diminta pemerintah untuk ikut terlibat dalam proses pembangunan.
Joko juga mengatakan Ayahnya adalah pemahat yang sabar dan sederhana.
"Bapak bangga bisa ikut membangun Banyuwangi melalui karya-karyanya," pungkas Joko.***