RINGTIMES BANYUWANGI – Setelah sau bulan penuh menjalankan puasa Ramadhan, umat Islam di seluruh dunia akan memperingati hari raya Idul Fitri.
Hari raya Idul Fitri adalah hari yang membahagiakan bagi seluruh umat Islam. Pada hari tersebut, umat Islam akan berkunjung dan bersilaturahmi kepada sanak saudaranya.
Dalam khutbah ini, akan dijelaskan apa makna Idul Fitri, bagaimana kita beridul fitri yang sesuai Al-Quran, sunnah, dan para ulama.
Baca Juga: Kumpulan Doa dan Ucapan Idul Fitri 1442 Hijriah untuk Teman hingga Saudara
Lalu, apa pelajaran penting yang bisa kita petik dari hari raya Idul Fitri ini? Dilansir Ringtimesbanyuwangi.com dari laman Nu Online, Jumat, 7 Mei 2021, berikut penjelalsannya.
Hari raya Idul Fitri adalah hari raya kemenangan umat Islam. Makna Idul Fitri adalah kembali berbuka puasa setelah sebulan penuh melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramdhan.
Setiap muslim yang berpuasa selama bulan Ramadhan dengan ikhlas karena Allah SWT, akan diampuni segala dosanya yang lampu.
Baca Juga: Kutipan Ayat Al-Quran untuk Ucapan Idul Fitri 1442 Hijriah yang Menyejukkan
Pada hari raya Idul Fitri, umat Islam layaknya bayi yang suci dan bersih dari segala kesalahan, kejelekan, dan keburukan.
Imam Bukhari dalam Shahih Bukhari juz 3 halaman 32 meriwayatkan hadits, Nabi bersabda,
وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang siapa puasa di bulan Ramadhan dengan iman dan ikhlas karena Allah, diampuni dosa-dosanya yang telah lampau.”
Setiap kaum Muslim yang berpuasa di bulan Ramadhan, pada hari raya mereka terbebas dari segala dosa, bersih, dan suci, sebagaimana sabda Nabi,
Baca Juga: Hukum Ziarah Kubur Saat Idul Fitri, Berikut Penjelasannya
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ، أَوْ يُنَصِّرَانِهِ، أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
“Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci (Islam). Kedua orang tuanya yang akan menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi” (HR Bukhari, juz 2, halaman 100).
Cara merayakan Idul Fitri sesuai tuntunan Al-Qur’an, sunnah dan para ulama
Dalam kitab Hakadza Allamtani Al-Hayat juz 1 halaman 118, Musthafa As-Siba’i membagi tiga cara dalam merayakan hari raya Idul Fitri.
Baca Juga: Panduan Pelaksanaan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 2021 Saat Pandemi
1. Cara beridul fitri orang cerdas dan berakal
Orang cerdas akan menjadikan Idul Fitri sebagai kesempatan untuk meningkatkan ketaatan dan ibadahnya kepada Allah SWT.
Orang cerdas akan bersenang hati saling bermaafan, memberi sedekah, dan menolong orang yang membutuhkan.
2. Cara beridul fitri orang bodoh
Orang bodoh akan menjadikan hari raya Idul Fitri sebagai kesempatan untuk menambah maksiat, dosa, mencela, bergunjing, menebar kebecian, dan memecah belah umat Islam.
Baca Juga: 6 Sunnah Sebelum Shalat Idul Fitri yang Mudah Dilakukan Saat Pandemi
3. Cara beridul fitri orang khilaf dan anak-anak
Orang khilaf dan anak-anak akan menjadikan Idul Fitri sebagai kesempatan untuk bermain dan bersenang-senang bersama temannya, membeli baju baru, dan mendapatkan banyak uang.
Cara beridul fitri orang cerdas yang harus kita junjung dan terapkan. Saat itu, kita dianjurkan saling bermaaf-maafan, atau dikenal dengan halal bi halal.
Tradisi ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raf ayat 199,
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh.”
Pada hari yang mulia tersebut, umat Islam diperintahkan untuk mengeluarkan zakat fitrah. Sebagai umat manusia, kewajiban kita adalah mengeluarkan zakat fitrah sebanyak 1 sha’, kurang lebih 2,75 kilogram.***