Usulan Jokowi-Prabowo di Pemilu 2024, Ariel Heryanto: Ganti Kerajaan Saja, Semua Bahagia!

17 Maret 2021, 09:28 WIB
Ariel Heryanto tanggapi usulan Jokowi-Prabowo di Pemilu 2024 oleh Muhammad Qodari, sebut agar republik ganti kerajaan saja agar semua bahagia /Pikiran-Rakyat.com/

RINGTIMES BANYUWANGI – Baru-baru ini publik dihebohkan dengan usulan pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto di pemilihan umum (Pemilu) 2024. Mengetahui kabar ini, Profesor Emeritus dari Universitas Monash Australia Ariel Heryanto turut menanggapi dan sebut republik ganti kerajaan saja dan semua bahagia.

Usulan Jokowi-Prabowo di Pemilu 2024 mendatang ini dilontarkan oleh pengamat politik dari Indo Barometer Muhammad Qodari.

Muhammad Qodari menilai bahwa pasangan Jokowi-Prabowo di Pemilu 2024 dapat menghindari polarisasi pada masyarakat dan mengurangi risiko perpecahan di dalam pemerintahan.

Baca Juga: Tanggapi Isu Presiden Jokowi 3 Periode, Arief Puyuono: Banyak yang Baper!

Baca Juga: Sindir Tindakan Moeldoko, Gatot Nurmantyo Sebut Tak Cerminkan Etika Panglima TNI

Diketahui, Muhammad Qodari memberikan usulan agar Presiden Jokowi berpasangan dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto ini karena keduanya berasal dari partai politik besar di Indonesia.

Presiden Jokowi berada dalam naungan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), sedangkan Prabowo Subianto berasal dari Partai Gerindra.

Menurut Muhammad Qodari, atas dasar sama-sama berasal dari partai politik besar, pasangan Jokowi-Prabowo di Pemilu 2024 mampu mendapatkan 20 persen suara.

Baca Juga: Solusi Polemik KLB Demokrat, Jusuf Kalla: Bikin Partai Baru atau ke Pengadilan?

Baca Juga: Amien Rais Sindir Kinerja Pemerintah, Abdillah Toha: Lulus S3 Kok Jadi Begini?

Sementara dari segi oposisi, Muhammad Qodari berpendapat bahwa Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat tidak akan mampu bersaing dengan Jokowi-Prabowo dan hanya mendapatkan kurang dari 20 persen suara.

Pendapat Muhammad Qodari  ini berdasarkan pada hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI pada pemilu 2019, PDIP mendapat suara sebanyak 19,33 persen dan Gerindra sebanyak 12,57 persen.

Sedangkan partai yang dianggap sebagai oposisi seperti Partai Demokrat hanya mendapat suara sebanyak 7,77 persen dan PKS mendapat suara 8,21 persen pada pemilu 2019.

Baca Juga: Diisukan Jadi Presiden 3 Periode, Jokowi: Tidak Ada Niat, Jangan Buat Kegaduhan

Baca Juga: Polemik KLB Demokrat Belum Usai, Anggota DPR Ucap Janji Setia kepada AHY

Hal inilah yang sontak membuat Ariel Heryanto geram dan memberikan sindiran pedas terkait usulan Jokowi-Prabowo di Pemilu 2024 oleh Muhammad Qodari.

Melalui akun Twitter pribadinya @ariel_heryanto, Ariel Heryanto memberikan usulan agar Republik diganti kerajaan bila hal itu terjadi agar semua bahagia.

“Ah, nanggung. Bagaimana kalau kita usul, Republik diganti kerajaan saja? Biar jadi makmur, aman, tentram, gemah ripah lohjinawi. Semua bahagia,” kata Ariel Heryanto dalam akun Twitter-nya pada Rabu, 17 Maret 2021.

Baca Juga: Dituding Presiden 3 Periode, Jokowi: Jangan Buat Kegaduhan Baru, Amien Rais

Baca Juga: Murka Atas Tindakan Moeldoko, Gatot Nurmantyo Sebut Kehormatan TNI Akan Hancur

Ariel Heryanto berpendapat bila ada pihak yang mengomentari pemerintahan saat ini, sebaiknya segera dilakukan tindak pidana penghinaan.

“Kalau ada yang nyinyir, kasih saja pidana penghinaan, hukum anti-subversi, anti-teroris, atau sebagainya,” ujar Ariel Heryanto.

Dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dari berita Bekasi.Pikiran-Rakyat.com berjudul “Jokowi-Prabowo Diusulkan Duet di 2024, Profesor dari Australia: Nanggung, Republik Diganti Kerajaan Saja?

Baca Juga: Beredar Video Nadya Joget dengan Seorang Pria, Nitizen ke Kahiyang: Tolong Rukiah Kaesang

Baca Juga: Diduga Pesan Terakhir Stefan William untuk Celine: Kamu Tidak Lagi Menjadi Bagian Hidupku

Diketahui sebelumnya, isu masa jabatan Presiden Jokowi 3 periode menjadi perbincangan hangat usai dilontarkan oleh politisi senior Amien Rais.

“Jadi mereka akan mengambil langkah pertama  meminta sidang istimewa MPR, yang mungkin satu, dua pasal yang katanya perlu diperbaiki. Kemudian, nanti akan ditawarkan hak presiden itu bisa dipilih tiga kali,” tutur Amien Rais, dikutip dari kanal YouTube-nya.

Sementara itu, Presiden Jokowi telah membuat klarifikasi bahwa dirinya tidak memiliki niat dan minat untuk menjabat sebagai presiden 3 periode.

Baca Juga: Jokowi Tidak Berminat Jadi Presiden Tiga Periode, Rocky Gerung: Hanya Ucapan Publik

Baca Juga: Ditanya Pilih Ganjar Pranowo atau Anies Baswedan, Susi Pudjiastuti: Cariin yang Single dan Muda

“Sikap saya terhadap konstitusi yang membatasi masa jabatan presiden hanya dua periode tidak berubah sampai detik ini. Saya sama sekali tidak memiliki niat, juga tidak berminat, untuk menjadi presiden tiga periode,” kata Jokowi, dikutip dari akun Instagram-nya.***(Muhammad Azy/Bekasi.Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Suci Arin Annisa

Sumber: bekasi.pikiran-rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler