RINGTIMES BANYUWANGI – Data menunjukkan jika organisasi masa (ormas) sarat akan radikalisme tumbuh subur di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Bahkan pemerintah pada masa tersebut mendanai tumbuhnya ormas-ormas radikal tanpa memahami bahaya di baliknya.
Dana yang didapatkan ormas digelontorkan untuk kepentingan pendidikan penting termasuk soal pencucian otak.
Dilansir Ringtimesbanyuwnagi.com dari kanal Youtube Cokro TV pads 13 Mei 2021, salah satu ormas yang berkuasa saat pemerintahan SBY ialah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Baca Juga: Penghormatan SBY untuk Awak KRI Nanggala 420: Prajurit Siap Sumbangkan Jiwa dan Raga
Denny Siregar menjelaskan jika Hizbut Tahrir masuk dalam salah satu ormas yang menerobos kekuasaan pemerintah kala itu karena berhasil menyiarkan acara khilafah di saluran nasional TVRI.
Setelah itu, ormas HTI dibekukan pada tahun 2017 dengan pencabutan status badan hukum pada masa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Selain HTI, ormas Front Pembela Islam (FPI) mulai diberantas oleh pemerintahan Jokowi karena dianggap menggerakan unsur radikalisme di Indonesia.
“Setelah kepulagan Habib Rizieq Shihab, pemberantasan FPI langsung dilakukan dengan kekuatan penuh bahkan memakan koran tewas yakni 6 orang lascar FPI,” kata Denny Siregar sebagaimana dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dari kanal Youtube CokroTV.
Baca Juga: Habib Rizieq Minta Bebas Sementara untuk Lebaran, Ferdinand Tanya Sikap Kejaksaan
Setelahnya pembubaran FPI hingga mencatut Ketuanya, Habib Rizieq Shihab dalam kasus kerumunan serta Munarman yang diduga terkait dengan gerakan-gerakan radikal.
Menurut Denny Siregar, Presiden Jokowi sangat paham dengan pendekatan strateginya dalam menunggu momen yang tepat.
“Jadi, siapa yang bilang Jokowi lemah melawan radikal?” tanyanya.
“Ketika melihat Rizieq Shihab bersama centeng-centengnya dibalik jeruji besi, saya jadi mau ketawa,” kata Denny.
Baca Juga: Munarman Disebut Terkait Habib Rizieq, Rocky Gerung: Harus Disingkirkan
Ia melihat sosok Habib Rizieq Shihab yang dahulu begitu kuat bersuara kini harus diam dalam tahanan karena tersandung kasus krumunan.
“Dulu dia begitu gagah, menghujat siapa saja dengan kata kasar, sekarang dia terus mengeluh karena katanya selnya panas dan hawanya nggak enak,” katanya.
“Padahal ada temannya yang bilang untuk seorang Rizieq, sel tahanan adalah taman bunga di surga. Taman surga kok panasnya?” ujar Denny Siregar.
Denny Siregar meminta agar rombongan Habib Rizieq Shihab memahami posisinya yang disebut sebagian orang sebagai ulama.
“Jik kalian sudah dianggap sebagian orang ulama, maka berperilakulah seperti ulama, jika orang menganggap kalian sebagai cucu Nabi, berperilakulah seperti nabi,” ungkapnya.***