Baca, Kisah Mahasiswi yang Sempat Terjebak Lockdown di Wuhan

3 Mei 2020, 08:55 WIB
Pramesti (kiri) saat jumpa pers bersama Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dan Sekdaprov Jatim, Heru Tjahjono serta Ketua Tim Kuratif Gugus Tugas Covid 19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi di Gedung Negara Grahadi Surabaya. //Laman Kominfo Jawa Timur

 

RINGTIMES BANYUWANGI – Pandemi virus corona (COVID-19) yang berasal dari Wuhan, Tiongkok beberapa waktu lalu, membuat banyak orang yang panik dan takut akan adanya suatu jenis penyakit yang baru akibat virus tersebut.

 

Seperti yang dirasakan seorang mahasiswi asal Jawa Timur saat berada di Wuhan ketika virus covid-19 itu muncul.

 

Gadis berkerudung tersebut menjadi saksi saat penerapan lockdown di Wuhan, Tiongkok, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Istri Pangeran Harry, Meghan Markle Nekat Gunakan Gelar Bangsawan

Dia mengalami lockdown meski hanya sembilan hari pertama sebelum akhirnya dirinya bisa kembali ke tanah air melewati karantina di Kepulauan Natuna.

Kini ia membagikan kisahnya saat mengalami pandemi Corona Virus Disease (covid-19) awal kali di Wuhan, Tiongkok, sebagaimana dikutip dari laman Kominfo Jawa Timur.

 

"Saya menjadi saksi yang mengalami langsung selama sembilan hari di Wuhan. Yang saya rasakan panik dan takut itu pasti," jelas Pramesti didampingi Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Sabtu 2 Mei 2020 malam.

Baca Juga: Syahrini Ungkap Hasil Tes Swab COVID-19 Orang-orang di Rumahnya

Seperti kami kutip dari artikel berjudul Kisah Pramesti, Mahasiswi yang Sempat Terjebak Lockdown di Wuhan

Kendati panik dan takut, ia mengaku tetap berupaya bisa mengondisikan diri sendiri. "Yang pasti jangan terselimuti panik hingga lupa cara waspada," ungkapnya.

Selama lockdown di Wuhan, ia bersama teman-temannya tetap menjalankan protokol kesehatan terkait Covid 19.

 

Mulai sering mencuci tangan pakai sabun dan kenakan masker, termasuk di kamar, kecuali makan dan beberapa kegiatan lain.

Baca Juga: Bakungan Banyuwangi Bagikan Sembako Kepada Warga Terdampak Covid-19

Pembatasan juga tetap dilakukan. "Setiap orang di Wuhan dibatasi tidak boleh keluar ruangan, kecuali penting seperti memenuhi kebutuhan logistik sayur dan beras.

 

Selebihnya tetap stay (tinggal, red) di ruangan masing-masing. Tetap jaga jarak, karena siapapun tidak tahu keberadaan virus itu ada pada orang di sekitar kita," ujarnya.

 

Gubernur Khofifah menjelaskan, pengalaman yang dialami Pramesti dalam memberikan testimoni sebagai survivor saat lockdown di Wuhan bisa jadi pelajaran bersama.

Baca Juga: Sampai Tutup Bisnis! Begini Fakta Mengenai Pertengkaran Dengan Victoria Beckham

"Salah satu kuncinya (memutus penyebaran Covid 19) adalah dengan kedisiplinan dan kepatuhan itu yang menjadi sangat penting," pungkas gubernur. (Penulis: Galih Ferdiansyah) 

Editor: Galih Ferdiansyah

Sumber: portaljember.pikiran-rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler