Meski di PHK, Demi Bertemu Keluarga Supir Bus Ini Tetap Mudik dengan Jalan Kaki

20 Mei 2020, 22:19 WIB
/

RINGTIMES BANYUWANGI - Meski pemerintah masih melarang aktivitas mudik, ada banyak cara yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia demi bertemu sanak saudaranya di kampung.

Salah satunya yang dilakukan oleh Maulana Arif Budi Satrio. Pria berusia 38 tahun itu nekat mudik dengan berjalan kaki dari Jakarta ke kampung halamannya di Solo.

Hal itu dia lakukan karena ia tidak mampu membeli tiket bus yang harganya dinilai terlalu tinggi.

Baca Juga: Kabar Baik, Mei 2020 Indonesia Produksi Mandiri 100.000 Alat Tes Covid-19 (RT-PCR)

Arif nekat mudik dengan berjalan kaki karena menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat pandemi wabah corona.

"Jadi tanggal 8 Mei 2020 sudah diumumkan kalau semua pekerja di tempat saya bekerja di-PHK. Itu yang saya pikirkan, kalau tidak ada pekerjaan ke depan bagaimana," kata Arif yang sehari-hari bekerja sebagai sopir bus pariwisata ini di Solo pada Rabu, 20 Mei 2020.

Dia bimbang atas pilihannya, apakah harus tetap bertahan hidup di Jakarta atau pulang ke kampung halamannya di Solo selama masa pandemi ini.

Baca Juga: Demi Buktikan Tetap Hidup, Kakak Beradik Ini Nekat Lompat dari Gedung!

Seperti kami kutip dari artikel berjudul Akibat Terkena PHK, Sopir Bus Ini Nekat Mudik Jalan Kaki dari Jakarta demi Bertemu Kelurga di Solo

Akhirnya setelah dipikirkan matang-matang, dia memilih untuk pulang, karena jika dia tetap di Jakarta pun pihak kantor sudah tidak lagi memberikan apa pun.

“Akhirnya saya berpikir lebih baik pulang, tetapi ketika saya cari tiket bus ternyata harganya luar biasa, sampai Rp 500.000. Itupun yang datang Elf (minibus) yang jumlah penumpangnya melebihi kapasitas, kan saya takut," katanya seperti melansir dari Antara.

Akhirnya pada tanggal 11 Mei, warga Kelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Solo, ini memutuskan untuk pulang berjalan kaki. Selama perjalanan tersebut, ia tidak pernah dengan sengaja berhenti untuk tidur malam.

Baca Juga: Ilmuwan: Berkumur Dengan Air Garam Bantu Atasi Terinfeksi Covid-19

"Saya sering istirahat, tetapi sebentar-sebentar saja, istirahat paling lama kalau pas sahur sampai Subuh,” ucapnya.

“Kemudian pada tanggal 14 (Mei) sore saya sampai Gringsing, Kendal. Saat itu karena terkendala biaya, saya tidak bisa melanjutkan perjalanan," katanya.

Oleh karena itu, ia memutuskan untuk menghubungi pengurus pusat Persatuan Pengemudi Bus Pariwisata di mana ia juga menjadi salah satu anggotanya.

"Kemudian saya dihubungkan dengan pengurus Jawa Tengah yang ada di Semarang. Alhamdulilah saya dapat dukungan penuh, bahkan saya juga dimarahi kenapa melakukan hal nekat seperti itu,” ucap Maulana.

Baca Juga: Beginilah Suasana Haru Keluarga Saat Mantan Napi Teroris Dikembalikan

“Selanjutnya saya diminta menunggu saja di Gringsing dan pengurus yang di Semarang menjemput, kemudian saya diantar sampai ke Solo," katanya.

Sesampainya di Solo, bapak satu anak ini langsung menuju ke rumah karantina, yaitu di Gedung Graha Wisata Niaga Solo.

"Waktu dicek kondisi saya bagus. Bahkan suhu tubuh 32 derajat celcius, saya memang dengan kesadaran sendiri langsung ke rumah karantina ini. Sekaligus saya ingin menunjukkan kepada semua orang bukan berarti orang yang dari Jakarta itu membawa virus," katanya.

Baca Juga: Beginilah Tanggapan Kepala BNPB Mengenai Ramainya Mall dan Pasar

Sesuai dengan aturan, ia akan berada di rumah karantina tersebut hingga tanggal 29 Mei 2020.

"Jadi saya lebaran di sini, tetapi banyak temannya. Saya juga belum ketemu keluarga, tetapi sudah memberi kabar kalau saya sudah sampai di Solo," katanya.(penulis: Firda Marta Rositasari)

Baca Juga: Sengaja Diciptakan? Beginilah Tanggapan Bossman Mardigu Mengenai Covid-19

Editor: Firda Marta Rositasari

Sumber: Pikiran Rakyat Depok

Tags

Terkini

Terpopuler