Inilah Penyebab Banjir Bandang Terbesar Sungai Masamba di Luwu Utara

15 Juli 2020, 17:00 WIB
Banjir Bandang di Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan.* /BPBD Kabupaten Luwu Utara/BNPB

RINGTIMES BANYUWANGI - Beberapa waktu lalu, salah satu wilayah di tanah air dilanda bencana banjir besar. Diketahui, bencana banjir besar tersebut telah menghantam wilayah Kabupaten Luwu Utara dan disebut sebagai bencana banjir terbesar dalam beberapa tahun terakhir.

Banjir tersebut disebabkan oleh adanya hujan yang terus-menerus turun selama beberapa hari hingga membuat tiga anak sungai yang berada di Luwu Utara meluap. Tiga sungai tersebut di antaranya sungai Sabbang, sungai Radda, dan sungai Masamba.

Menurut kabar yang beredar, bencana banjir tersebut terjadi karena Daerah Aliran Sungai (DAS) Rongkong tidak mampu lagi menahan volume air yang makin meningkat.

Baca Juga: Terungkap! Inilah Isi Rekaman CCTV di Lokasi Pembunuhan Editor Metro TV

Rusaknya lingkungan hutan hulu sungai dan ditambah lagi dengan cuaca ekstrim yang terjadi selama beberapa hari di Luwu Utara dituding sebagai penyebab bencana banjir bandang.

Untuk melancarkan aliran air di DAS Rongkong, pembukaan lahan untuk perkebunan di sekitar hulu sungai mengakibatkan wilayah tangkapan air menjadi tidak imbang.

Volume air yang membawa material pasir dan lumpur tanah berimplikasi terhadap dangkalnya sungai Rongkong, sehingga luapan air diduga tidak lagi mengalir normal hingga ke Hilir.

Pantauan dari Satelit itu menunjukkan adanya penggundulan hutan di beberapa titik yang beralih fungsi menjadi lahan perkebunan.

Baca Juga: Polisi Tetapkan Status Baru Pemilik Warung Terkait Kasus Kematian Editor Metro TV, Yodi Prabowo

Berita ini sebelumnya telah terbit di PortalJember.com dengan judul Banjir Bandang Sungai Masamba yang Terbesar dalam Beberapa Tahun Terakhir, Ini Penyebabnya

Sungai dengan panjang 108 kilometer melintasi dua kabupaten telah memberikan kehidupan tidak hanya bagi masyarakat sekitar sungai, namun juga flora dan fauna endemik yang hidup di hutan tropis yang tumbuh subur.
 
Potensi yang dimiliki sungai Rongkong membuat masyarakat sekitar menjadikan sungai tersebut sebagai sumber ekonomi. Namun, di satu sisi tatanan untuk tetap mempertahankan kelestarian dari ancaman kerusakannya kadang terabaikan.

Kejadian yang terjadi pada Senin malam 13 Juli 2020 pukul 21.00 tersebut talahb membawa material lumpur, pohon tumbang yang memasuki perkampungan dan pemukiman warga, jalan utama, perkebunan dan persawahan maupun tambak termasuk sejumlah ternak warga seketika hilang disapu Air bah.
 
Laporan dari beberapa warga yang berada di lokasi kejadian juga mengatakan bahwa air telah mencapai ketinggian satu hingga tiga meter. Hujan yang terus mengguyur membuat kota Masamba dalam sekejab menjadi lautan air bercampur material lumpur.

Baca Juga: Besok! Kamis 16 Juli, Demi Tolak RUU HIP, Massa 212 Gelar Unjuk Rasa

Peristiwa Banjir bandang ini harus menjadi renungan bagi semua pihak. Karena, jika menyalahkan alam, tentu tidak patut untuk dilakukan.
 
Alam selalu memberikan kehidupan kepada manusia. Namun sebagian manusia tidak peduli akan pemberian tersebut.***( Tim Portal Jember 01 / Portal Jember)

Editor: Firda Marta Rositasari

Sumber: Portal Jember Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler