Presiden Jancukers Sudjiwo Tedjo Ingin Kemendikbud Dibubarkan

30 Juli 2020, 14:00 WIB
Mendikbud Nadiem Makarim. Foto: Ist /

RINGTIMES BANYUWANGI1 - Budayawan Sudjiwo Tedjo kali ini juga turut menanggapi pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nadiem Makarim yang menyatakan bahwa sekolah negeri harus diperuntukkan bagi siswa dengan tingkat ekonomi rendah.

Menurut pria yang biasa disebut Presiden Jancukers itu pun menantang Nadiem untuk membubarkan Kemendikbud.

Ia juga mengaku bahwa dirinya tengah merintis kampus yang program pertamanya adalah bekerja. Sambungnya, uang tidak bisa mendapatkan uang langsung dikeluarkan alias DO.

Baca Juga: Putra Presiden Jokowi Resmi Maju Jadi Kandidat Walkot Solo, Begini Elektabilitas Gibran

 “Usul Pak Menteri, gmn kalau kemendikbud dibubarkan saja. Saya sedang merintis sekolah/kampus di suatu kota, yg program pertamanya bekerja, yg tidak bisa ngasilin duit kami DO, dan program pertama saat lulus adalah membakar ijazah,” cuitnya dalam akun Twitternya, seperti dikutip, Kamis (30/7/2020).

selanjutnya, ia juga mengatakan program pertama setelah lulus adalah membakar ijazah. “Jk emang hebat, mrk harus bisa hidup tanpa ijazah,” katanya.

Menurut dia, bahwa pisau tak bisa diukur dari kemampuannya mengiris karena zaman sudah berkembang, sama dengan mengatakan bahwa orang Jawa tak bisa diukur dari kemampuannya berbahasa Jawa dan membaca Hanacaraka karena zaman sudah berkembang.

Baca Juga: Shin Tae-yong akan Boyong Pemain U-19 ke Korsel?, Begini Tanggapan PSSI

“Jepang, Korea dll sampai China dan India kurang berkembang gmn, teknologi luar angkasanya berkembang pesat, tapi bahasa dan hurufnya masih bertahan. Knp? Krn mereka tetap ingin eksis sbg bangsa. Jika ingin suku/bangsa lenyap, lenyapkan huruf dan bahasanya. Jawa masih eksis?,” katanya.

Seperti dalam tayangan sebelumnya di Warta Ekonomi yang berjudul "Usul Presiden Jancukers: Bubarkan Saja Kemendikbud, Bakar Ijazah!", Sambung dia, “Bila suku/bangsa adalah rumah, maka bahasa dan hurufnya adalah pondasi. Pada bahasa dan huruf itulah terkandung akar falsafah seluruh sendi kehidupan suatu suku/bangsa,” tandasnya.***

 

Editor: Sophia Tri Rahayu

Sumber: Warta Ekonomi

Tags

Terkini

Terpopuler