Sama-sama Aliran Air, Air Laut Lebih Asin daripada Air Sungai, Berikut Perbedaannya

10 September 2020, 08:45 WIB
Rasa air laut lebih asin daripada air lainnya. Segala jenis air mengandung unsur garam. /

RINGTIMES BANYUWANGI - Pantai selalu menjadi destinasi yang sangat mendamaikan jiwa. Apalagi suara dentuman ombaknya dapat menenangkan pikiran penikmatnya. Tidak seru rasanya apabila berlibur di pantai tanpa bermain air atau berenang di tepi laut.

Mengapa rasa air laut asin? Padahal, rasa air sungai dan hujan bahkan tidak asin.

Pasti kebanyakan orang berpikir bahwa air laut mengandung garam, sedangkan air sungai dan hujan tidak mengandung garam.

Baca Juga: 80 Santri di Banyuwangi Negatif Covid-19, Diapresiasi dengan Wisuda

Tanpa disadari, sebenarnya air yang setiap hari digunakan untuk keperluan sehari-hari mengandung unsur garam. Air sungai dan hujan juga mengandung unsur garam.

Mengapa demikian? Jumlah unsur garam pada air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari, sungai, danau, dan hujan sangatlah sedikit dibandingkan dengan jumlah garam yang terkandung dalam air laut.

Adanya siklus air atau siklus hidrolisis menjadi salah satu faktor yang menyebabkan air mengandung garam.

Baca Juga: Enam Sejarah Islam di Bulan Safar, Yang Pertama Pernikahan Rasulullah Saw

Siklus air atau siklus hidrolisis adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer bumi dan kembali ke atmosfer bumi melalui proses evaporasi, presipitasi, dan kondensasi.

Pada proses evaporasi, kondisi air di permukaan mengalami penguapan terutama air laut. Dalam hal ini, sebagian besar yang mengalami penguapan adalah unsur air, sedangkan unsur garam hanya sedikit yang menguap.

Mengapa hanya unsur air yang mengalami penguapan, sedangkan unsur garam tidak?

Baca Juga: Dalih Pembunuhan Massal G 30 S PKI, Siapa Dalang Dibalik Peristiwa Itu

Coba lakukan sebuah eksperimen. Coba larutkan garam dapur dalam satu panci yang berisi air kemudian didihkan sampai air benar-benar habis. Apa yang terjadi?

Pasti sebagian garam ada yang tertinggal di dalam panci. Kira-kira seperti itu gambaran apa yang terjadi di laut saat mengalami proses penguapan.

Ketika air menguap menjadi uap air, ia akan naik ke lapisan atas atmosfer. Uap air tersebut berubah menjadi partikel es dan kemudian berkumpul membentuk awan.

Baca Juga: Ujicoba Timnas U-19 VS Bulgaria, Target Shin Tae-yong Tidak Muluk-muluk

Awan (uap air yang mengalami kondensasi) kemudian turun ke permukaan bumi sebagai hujan yang disebut dengan proses presipitasi.

Air hujan jatuh dan meresap ke dalam lapisan tanah, lalu mengalir melalui sungai-sungai menuju laut.

Saat air mengalir menuju laut, air membawa garam mineral yang berasal dari lapisan tanah dan limbah sungai.

Baca Juga: Nasib Rakyat Timor Leste, Merasa ‘Dirampok’ Australia Menyesal Pisah dengan NKRI

Garam mineral yang masuk ke dalam air laut, bercampur dengan garam mineral yang tetap tinggal bersama air laut saat tidak mengalami proses penguapan. Sehingga unsur garam pada air laut meningkat.

Hal ini yang mengakibatkan unsur garam yang terkandung dalam air laut lebih banyak dibandingkan dengan air sungai.

Selain itu, unsur garam yang terkandung pada air laut menjadi meningkat karena adanya aktivitas vulkanisme bawah laut.

Baca Juga: Peristiwa 5 September, Vokalis Queen Freddie Mercury Lahir di Tanzania

Kandungan air pada air laut akan bereaksi dengan batuan hasil dari aktivitas vulkamisne tersebut sehingga melarutkan beberapa garam mineral.

Dengan demikian, air laut memiliki rasa asin dibandingkan air-air yang lainnya karena air laut adalah titik kumpul bertemunya garam mineral yang mengalir dari tanah dan sungai-sungai.

Selanjutnya adanya proses penguapan air laut ke atmosfer yang masih meninggalkan unsur dalam di dalam air laut. Selain itu adanya aktivitas vulkanisme di bawah laut.***

Editor: Shofia Munawaroh

Tags

Terkini

Terpopuler