Menurut Fahri Hamzah, Pelaku Penusukan Syekh Ali Jaber Harus Diperiksa Tuntas

14 September 2020, 12:45 WIB
Menurut Fahri Hamzah, Pelaku Penusukan Syekh Ali Jaber Harus Diperiksa Tuntas /

RINGTIMES BANYUWANGI – Surat terbuka ditulis oleh Fahri Hamzah kepada pihak Mabes Polri terkait dengan kasus penusukan yang terjadi kepada Syekh Ali Jaber.

Syekh Ali Jaber menjadi korban penusukan pada 13 September 2020 kemarin. Beliau ditusuk oleh orang tak dikenal saat tengah mengisi pengajian di Masjid Fallahudin, Lampung.

Surat terbuka yang ditulis oleh Fahri Hamzah itu pun diunggah dilaman Twitter resmi miliknya.

Baca Juga: Kronologi Penusukan Syekh Ali Jaber, Menurut Zulkifli Hasan Pelaku Tidak Mungkin Orang Gila

Dalam cuitannya tersebut akun Twitter resmi @Fahrihamzah menuliskan jika penusukan yang terjadi pada Syekh Ali Jaber itu menjadi momem penting untuk membuka jawaban dari banyak pertanyaan.

Berita ini sebelumnya telah terbit di Pikiran-Rakyat.com dengan judul Fahri Hamzah: Penusukan Wiranto Bisa Dibuat Plot oleh Radikal, Tapi Bagaimana dengan Syekh Ali Jaber

"Yth Mabes Polri,(@DivHumas_Polri). Penikaman Syaikh Ali Jaber adalah momen penting untuk membuka terang apa sebetulnya yg membuat peristiwa seperti ini berulang?," tulisnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Twitter resmi @Fahrihamzah yang diunggah pada 13 September 2020.

Baca Juga: Pencairan BLT BPJS Ketenagakerjaan Tahap 3 Ditunda oleh Kemnaker, Ini Alasannya

Beberapa peristiwa penusukan dalam satu tahun terakhir ini selalu terjadi seperti berulang, Fahri Hamzah meminta agar Mabes Polri harus membuka lebar kasus tersebut.

Baca Juga: Sempat Dihentikan Dua Kali, Lewis Hamilton Berhasil Menangkan F1 GP Tuscan 2020

"Apakah ini perilaku wajar? Apakah tuduhan orang gila kepada pelaku itu wajar? Apapun, ini harus dibuka lebar," ujarnya.

Fahri Hamzah mengungkapkan jika beberapa pihak menilai peristiwa semacam ini sebagai 'pengalihan isu' yang dilakukan untuk menutupi kasus lain.

"Ada tuduhan sebagian kalangan bahwa peristiwa seperti ini adalah semacam 'interupsi' rutin yang dilakukan agar peristiwa lain tertutup," tuturnya.

Di zaman yang seperti ini, Fahri Hamzah menilai orang bisa dengan bebas membuat persepsi, namun kembali tugas aparat hukum yang bertugas membuka kebenaran yang terjadi.

Baca Juga: Terungkap, Berikut Fakta-fakta Peristiwa G30S PKI

"Tapi tugas aparat hukum negara adalah membuka apa sebenarnya yang terjadi. Jangan ada sisi gelap lagi," kata Fahri Hamzah dalam unggahan miliknya.

Menurutnya peristiwa penusukan yang terjadi sangat memprihatinkan ulama seperti Syekh Ali Jaber yang menyampaikan pesan damai dan persatuan saja bisa menjadi korban.

"Pelaku harus diperiksa tuntas (termasuk oleh psikolog), jika ada dalang maka pun harus menerima akibat dari perbuatannya yang jahat ini," tulisnya.

Baca Juga: Murah dan Indah, 8 Tanaman Hias Bunga Berikut Sangat Diburu

Dibandingkan dengan kasus penusukan Wiranto pada tahun 2019 silam, Fahri Hamzah mengatakan kejadian tersebut bisa dengan mudah di buat plot bahhwa pelaku merupakan 'simpatisan kaum radikal' atau yang lainnya.

Namun, berbeda dengan kasus yang penusukan yang terjadi kepada Syekh Ali Jaber, menurutnya penting bagi semua untuk memeriksa motif dari pelaku.

"Tapi bagaimana dengan Syaikh Ali Jaber? Apakah motif pelaku? Bisakah kita mendengar wawancara terbuka?," tanya Fahri Hamzah kepada tim Mabes Polri.

Baca Juga: 4 Cara Mudah Merawat Bunga Kertas Agar Tumbuh Lebat dan Cerah, Salah Satunya Pemupukan

Fahri Hamzah mengatakan banyak ulama yang memilki jumlah pengikut yang banya termasuk Syekh Ali Jaber yang membina para hafiz qur'an dan pengajian di seluruh Indonesia.

Dalam unggahan terebut, Fahri Hamzah juga meminta kepada pihak keamaan agar proses keseluruhan terkait penusukan terhadap Syekh Ali Jaber dilakukan secara terbuka untuk menjadi pelajaran.

"Semoga para ulama dan pembimbing ummat dan bangsa khususnya Syaikh Ali Jaber diberikan kesabaran dan ketabahan. Amin YRA. #SyaikhAliJaber," tulisnya.

Baca Juga: 10 Tips Mudah Merawat ‘Hair Extension’ Agar Tetap Sehat, Kuat, dan Tahan Lama

Lebih lanjut, Fahri Hamzah mengatakan apabila pelaku senang bersosial media, maka tidak ada istilah tidak dikenal.

Riwayat pelaku terlalu terang dan tak bisa disembunyikan.

" Ini kesempatan yg baik bagi pihak kemanan kita untuk membuka secara terang. Ayo @DivHumas_Polri kamu bisa! Bismillah!," pungkasnya.*** (Rahmi Nurfajriani/Pikiran Rakyat)

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler