Isu Mapel Sejarah Akan Dihapus, Mendikbud Nadiem Makarim Berikan Klarifikasi

20 September 2020, 17:30 WIB
Pelajaran Sejaran Dihilangkan, FSGI: Nadiem Belum Memahami Isi yang Terkandung Dalam Kurikulum 2013 /pikiran-rakyat/

RINGTIMES BANYUWANGI - Rumor mengenai penghapusan mata pelajaran Sejarah dari kurikulum pendidikan beberapa hari terakhir mengejutkan banyak pihak terutama profesi guru.

Hal itu muncul setelah rumor pembahasan mengenai penyederhanaan kurikulum yang akan dilaksanakan Maret 2021 mendatang ramai diperbincangkan.

Di dalam isi penyederhaan kurikulum diketahui bahwa pelajaran Sejarah rencananya akan dihapus dari mata pembelajaran wajib.

Artikel ini sebelumnya telah terbit di Pikiran-Rakyat.com dengan judul Nadiem Makarim Klarifikasi Isu Mapel Sejarah Dihapuskan: Misi Saya untuk Memajukan Pendidikan

Baca Juga: Pilih Transaksi Digital Selama Masa PSBB, Simak Cara Top Up ShopeePay

Beredarnya rumor penghapusan mata pelajaran Sejarah tersebut lantas menjadi ramai dan kabarnya yang simpang siur memicu kekhawatiran terhadap pendidikan anak-anak Indonesia.

Menanggapi rumor itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim akhirnya angkat bicara memberikan klarifikasinya.

Melalui akun Instagram resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim berikan penjelasan mengenai rumor yang salah tersebut.

Nadiem Makarim akui ia terkejut dengan cepatnya informasi yang tidak benar mengenai isu penghapusan mata pelajaran sejarah

Baca Juga: Salah Pilih Piring Bisa Jadi Penyakit Berbahaya, Hati-hati dengan Jenis Piring Berikut

"Saya ucapkan sekali lagi, tidak ada rencana kebijakan regulasi atau perencanaan penghapusan mata pelajaran sejarah di kurikulum nasional," ujar Nadiem Makarim, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari unggahan Instagram @kemdkbud.ri pada 20 September 2020.

Nadiem menjelaskan rumor tersebut muncul karena bocornya presentasi intenal dengan salah satu permutasi penyederhanaan kurikulum.

"Kami punya banyak puluhan versi berbeda sekarang yang sedang melalui FGD dan uji publik, semuanya belum tentu permutasi tersebut yang jadi final," tuturnya.

Mantan CEO Gojek itu juga mengungkapkan jika penyederhanaan kurikulum tidak akan dilakukan hingga 2022.

Baca Juga: Link Live Streaming Timnas U-19 Indonesia vs Qatar Jilid II, Squat Garuda Optimis Menang Lagi

Ia menjelaskan pada tahun 2021 pihaknya kan melakukan percobaan pada beberapa sekolah penggerak yang terpilih dan tidak akan dilakukan secara nasional.

Sehingga pada tahun 2021 tidak akan ada perubahan kurikulum apalagi penghapusan mata pelajaran Sejarah.

Nadiem Makarim mengaku sedikit terkejut dengan penilaian masyarakat yang mempertanyakan komitmen sejarah bangsa kepadanya.

"Padahal misi saya adalah untuk memajukan pendidikan sejarah yang kembali relevan dan menarik bagi anak-anak kita," ungkap Nadiem.

Baca Juga: Viral Naik Motor Hanya Bercelana Dalam, Berikut 5 Fakta Sosok ‘Mba Ida’ di Dalam Video

Nadiem Makarim juga mengungkapkan jika kakeknya merupakan salah satu tokoh perjuangan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945.

Sedangkan kedua orang tuanya merupakan seorang aktivis nasional yang membela hak asasi rakyat Indonesia dan berjuang melawan korupsi.

"Anak-anak saya tidak akan tahu bagaimana melangkah ke masa depan tanpa mengetahui dari mana mereka datang," tuturnya.

Nadiem Makarim juga mengungkapkan jika misinya sebagai Menteri Pendidikan berbanding terbalik dengan isu yang saat ini berkembang.

Baca Juga: Waspada, Potensi Tsunami di Sepanjang Pantai Selatan Jawa Akibat Seismic Pecah

Ia ingin menjadikan sejarah sebagai suatu hal yang relevan untuk generasi muda dengan penggunaan media yang menarik, yang bisa menginspirasi

"Identitas generasi baru yang nasionalis bisa terbentuk dari suatu Collective memory yang membanggakan dan menginspirasi," ungkapnya.

Nadiem Makarim juga menghimbau masyarakat agar tidak membiarkan informasi yang tidak benar kemudian menajdi liar.

"Semoga klarifikasi ini bisa menenangkan masyarakat dan sejarah adalah tulang punggung dari identitas nasional kita tidak mungkin kami hilangkan," pungkasnya.

 ***(Rahmi Nurfajriani/Pikiran Rakyat)

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler