Fakta Baru, Seismic Gap Ditemukan Seiring Ramainya Berita Tsunami 20 Meter di Pantai Jabar dan Jatim

22 September 2020, 14:45 WIB
Fakta Baru, Seismic Gap Ditemukan Seiring Ramainya Berita Tsunami 20 Meter di Pantai Jabar dan Jatim /pixabay/tumisu

RINGTIMES BANYUWANGI – Beberapa hari ini sejumlah ahli memberikan peringatan mengenai adanya kemungkinan terjadinya tsunami di sepanjang Pantai Selatan Jawa Barat dan selatan Jawa Timur.

Seperti dikutip ringtimesbanyuwangi.com dikutip Pikiran-rakyat.com dari Pikiranrakyat-Depok.com sebelumnya, data tersebut didukung pula oleh riset dari Guru Besar bidang Seismologi di Institut Teknologi Bandung (ITB), Sri Widiyantoro.

Sebuah riset memperkiran tinggi tsunami akan mencapai 20 meter di pantai selatan Jawa Barat dan 12 meter di selatan Jawa Timur.

Baca Juga: Lihat Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Sambut Gajian

Berdasarkan hasil riset, ada pula yang disebut sebagai seismic gap yaitu wilayah yang minim gempa.

Berita ini sebelumnya telah terbit di Pikiran-rakyat.com dengan judul Ramai Riset ITB Sebut Tsunami 20 Meter Bisa Terjadi di Pantai Jabar dan Jatim, Apa Itu Seismic Gap?

Dikutip ringtimesbanyuwangi.com dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Earthquake, seismic gap atau celah seismik adalah bagian dari sesar yang menghasilkan gempa bumi di masa lalu.Baca Juga: Menag Positif Covid, Wasekjen DPP PA 212 Berharap Semoga Tidak Memusuhi Islam Lagi

Baca Juga: Ridwal Kamil Bersyukur, Tingkat Kesembuhan Pasien Covid-19 Meningkat dan Kematian Menurun

Akan tetapi daerah tersebut akhirnya disebut sebagai wilayah minim gempa seiring dengan berjalannya waktu hingga daerah tersebut menjadi tenang.

Seiring berjalannya waktu daerah tersebut menjadi 'tenang' sehingga disebut sebagai wilayah minim gempa.

Untuk beberapa celah seismic, tidak ada gempa bumi yang teramati secara historis oleh para ahli.

Tapi sejumlah pihak merasa yakin bahwa segmen sesar mampu menghasilkan gempa bumi atas dasar lain.

Baca Juga: Menag Positif Covid, Wasekjen DPP PA 212 Berharap Semoga Tidak Memusuhi Islam Lagi

Seperti informasi gerakan lempeng atau pengukuran renggangan yang pada akhirnya menghasilkan gempa bumi.

Terkait dengan hasil riset Sri Widiyantoro, timnya menggunakan data GPS yang berasal dari 37 stasiun di Jawa Timur dan Jawa Tengah selama enam tahun terakhir.

Kesimpulannya menyebutkan bahwa area seismic gap tersebut mampu menjadi sumber gempa bumi di masa mendatang jika deformasi GPS yang diamati lebih kecil daripada laju gerak lempeng (defisit slip).

Baca Juga: Fakta Terbaru,Potongan Tubuh Korban Mutilasi Kalibata City Sempat Disemprot Parfum dan Ditaburi Kopi

Adapula teori seismic gap yang memprediksi bahwa ukuran relatif dan frekuensi gempa bumi di suatu daerah tergantung pada ukuran dan frekuensi gempa bumi di daerah lain.

Misalnya, jika daerah yang mengalami banyak gempa kecil kemungkinan tinggi tak akan mengalami gempa besar.

Sementara wilayah yang tak pernah mengalami gempa bumi dalam jangka waktu lama, diprediksi akan mengalami gempa lebih besar.

Berdasarkan definisi dari laman Dictionary, seismic gap pun dapat disebut sebagai bagian dari sesar aktif yang mengalami sedikit atau tidak ada aktivitas seismik untuk waktu lama.

Baca Juga: Timor Leste Dihantui Kemiskinan

Menurut Sri Widiyantoro, kemungkinan besar tsunami sangat besar terjadi dengan ketinggian maksimum 20.2 meter di dekat pulau-pulau kecil sebelah selatan Banten dan 11.7 meter di Jawa Timur.

Ia pun menambahkan bahwa hasil riset yang dilakukan oleh timnya diharapkan dapat membuat pihak-pihak tertentu menambah instrumen sistem peringatan dini tsunami yang relatif masih jarang untuk area di selatan Pulau Jawa.

Tujuannya, yakni untuk melindungi penduduk di wilayah pesisir agar selamt dari bencana tsunami.*** (Farida Al-Qodariah/Pikiran Rakyat)

Editor: Shofia Munawaroh

Tags

Terkini

Terpopuler