Pengungsi Sulbar Tolak Rapid Tes Covid-19, Pihak Terkait Ungkap Kekecewannya

- 23 Januari 2021, 21:30 WIB
Sejumlah orang dalam pengungsi Sulbar menolak lakukan Radip dan Swab Tes Covid-19.*
Sejumlah orang dalam pengungsi Sulbar menolak lakukan Radip dan Swab Tes Covid-19.* /Kemensos/

RINGTIMES BANYUWANGI – Hingga detik ini, Dinas Kesahatan Sulbar menyatakan banyaknya warga yang menolak Radip dan Swab Tes Covid-19 sejak gempa bumi berkekutan 6,2 magnitudo mengguncang Sulbar pada Jumat, 15 Januari 2021 lalu.

Pihaknya menyatakan jika hingga hari ini, 23 Januari 2021, warga yang menjadi korban dan pengungsi menolak anjuran dari protokol kesehatan untuk melakukan uji Rapid maupun Swab Tes Covid-19.

Kepala Dinas kesehatan Provinsi Sulawes Barat, Alif Satria mengungkapkan kekecewaannya terhadap para pengungsi yang enggan menaati protokol kesehatan yang berlaku bahkan menolak mengikuti proses dari pemerintah.

Baca Juga: Melalui ShopeePay Mantul Sale, ShopeePay Ajak Masyarakat Jadi Smart Spender di 2021

Baca Juga: Di Tengah Pandemi, Anis Baswedan Meminta Warga Betawi Terus Belajar dan Rajin Membaca

“Karena protokol kesehatan selama pascagempa tidak diterapkan disiplim,” ungkap Alif kepada antaranews.com yang dilansir oleh Ringtimesbanyuwangi.com pada 23 Januari 2021.

Penolakan mengikuti anjuran dan menaati protokol kesehatan yang berlaku ini nyatanya tidak hanya ditolak oleh para pengungsi dan masyarakat umum yang sangat rawan terinfeksi dan tertular Covid-19.

Penularan ini bahkan bisa mengancam siapa saja termasuk kalangan tokoh masyarakat juga menolak untuk melakuakn Rapid dan Swab Covid-19.

Alif menjelaskan bahwa tempat pengungsian Sulbar bisa menjadi lokasi penularan yang cepat, sehingga tim medis menjadi kesulitan untuk memetakan penyabaran kasus Covid-19 yang semakin menyebar kemana-mana.

Baca Juga: Mahasiswa Meninggal Akibat Tabrak Lari di China Dapatkan Santunan Rp1,8 Miliar

Halaman:

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x