Angka Kehamilan Meningkat Akibat Pandemi yang Bikin Pasutri Makin Doyan Kelon

- 22 Februari 2021, 19:30 WIB
Angka kehamilan di Indonesia meningkat menjadi 12 persen di masa pandemi.*
Angka kehamilan di Indonesia meningkat menjadi 12 persen di masa pandemi.* // Pixabay/ Free-Photos/

RINGTIMES BANYUWANGI – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyampaikan jika angka kehamilan meningkat sejak masa pandemi.

Angka dari BKKBN mencatat sebanyak 12 persen kehamilan di Indonesia terjadi karena tidak diinginkan.

Dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dari laman antaranews.com pada 22 Februari 2021, terhitung sejak masa pandemi Covid-19 pada awal tahun 2020 lalu, BKKBN mencatat jika pasangan suami istri di Indonesia lebih banyak memiliki anak tanpa terencana atau tak diingginkan.

Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Memberi Solusi Krisis Air Bersih di NTT

Baca Juga: Ungkap Harus Terbiasa Dengan Corona, Mbak You : Pandemi Covid-19 Tak Akan Berakhir

Hal tersebut diungkap oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Hasto Wardono. Ia juga menyampaikan jika penyebab tingginya angka kehamilan ini terjadi karena kurangnya pelayanan Keluarga Berencan (KB).

“Karena ada unmet need yang sebetulnya mereka sudah tidak ingin hamil, sudah tidak ingin punya anak tapi belum terlayani ber-KB.”

Kurangnya layanan KB membuat pasangan suami istri atau pasutri di masa pandemi menjadi faktor penting yang menjadi penyebab tingginya angka kehamilan tak terencana.

Seperti yang kita ketahui, di masa pandemi ini, semua orang tidak lagi diberikan kebebasan untuk melakukan aktivitas di luar rumah yang mengharuskan warga untuk melakukan segala aktivitas di rumah.

Baca Juga: Perkiraan Pandemi Covid-19 Tetap Ada hingga 5 Tahun ke Depan

Menjalani semua aktivitas di rumah dibarengi dengan kurangnya layanan KB disebut menjadi pemicu, yang menurut Hasto angka unmet need tersebut lebih banyak terjadi pada pasangan suami istri usia subur.

Dalam keterangannya, Hasto juga menyampaikan jika BKKBN meningkatkan targernya terhadap layanan program KB hingga 62 persen di tahun 2021 ini.

Sementara angkat kepersertaan KB di Indonesia pada tahun 2020 mencapai 56 persen yang pada tahun sebelumnya hanya 54 persen. Dengan demikian, kepala BKKBN tersebut berharap jika program ini bisa menekan kasus kehamilan yang tidak diharapkan tersebut.

Dari 12 persen angka kehamilan tak diinginkan pada masa pandemi, BKKBN menargetkan angka kehamilan bisa turun menjadi 8 persen di tahun 2021 ini meski pandemi belum juga usai di Indonesia.

Baca Juga: Kondisi Ashanty Dikabarkan Semakin Tak Stabil Usai Dinyatakan Positif Covid-19

Namun BKKBN yakin jika komitmen mereka untuk meningkatkan kepersertaan program KB bisa berhasil dengan melakukan penyuluhan KB dan penyaluran Dana Alokasi Khusus Bantuan Operasional Keluarga Berencana (DAK BOKB) melalui provinsi, kabupaten, kota, hingga mencapai warga penerina KB.

Dengan demikian, ia yakin jika program KB berhasil maka angka kehamilan bisa lebih ditekan. Terlebih di masa pandemi seperti saat ini yang mengakibatkan pasangan suami istri menjadi lebih intens di rumah.***

 

Editor: Kurnia Sudarwati

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah