Lebih lanjut lagi, SBY menilai jika orang tersebut turut serta dalam Pemilihan Presiden tahun 2024 mendatang justru akan membawa dampak buruk bagi Bangsa Indonesia.
"Kekuasaan yang hendak dipergunakan untuk maju sebagai calon presiden 2024 mendatang. Kalau itu terjadi, gelaplah bumi Indonesia tercinta," ujarnya.
Selanjutnya SBY menilai jika gerakan tersebut dapat membuat sistem demokrasi di Indonesia akan mengalami krisis yang besar jika dibiarkan lama.
"Krisis bisa terjadi karena partai politik yang puluhan tahun dibina dengan segala dinamika dan pasang surutnya, tiba-tiba dengan kekuatan uang dan kekuasaan, bisa direbut dan diambil alih begitu saja," lanjutnya.
Baca Juga: Sindir Sekjen PDIP, Yan A Harahap Sebut SBY Tak Layak Dibandingkan dengan Megawati
Hal penting yang tak lupa disampaikan oleh SBY yakni saat ia menyebut dalang dan tokoh-tokoh dibalik kudeta Partai Demokrat.
Golongan orang yang dimaksud oleh SBY terdiri daari Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD, dan Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna H. Laoly.
Seperti yang pernah diterbitkan sebelumnya dalam Galamedia.com dengan artikel yang berjudul Makin Memanas, SBY Sebut Moeldoko Hingga Sederet Nama Menteri di Era Jokowi Sebagai 'Otak Kudeta'
Menurut SBY, apa yang telah dilakukan oleh golongan orang tersebut, terkhusus pada Moeldoko tentu tanpa sepengatahuan Presiden Jokowi.
Menurutnya, Presiden Jokowi memiliki tingkat integritas yang jauh lebih baik daripada ketiga pembantu dekatnya itu.