Isu Moeldoko Terseret Operasi, Karir Berakhir Tahun 10 Tahun Lalu?

- 29 Maret 2021, 19:10 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. // PMJ NEWS.

RINGTIMES BANYUWANGI – Nama Moeldoko yang menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP) dan juga disebut sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB yang diselenggarakan di Sibokangit beberapa waktu lalu masih mnjadi sorotan.

Pasalnya, banyak orang kembali menyoroti nama Moeldoko yang diisukan terseret dalam sebuah operasi.

Maka spekulasi mengenai keharusan karirnya tamat pada tahun 2011 atau 10 tahun lalu juga menyebar di masyarakat.

Hal itu meruncing saat KSP Moeldoko menyebutkan pernyataan yang justru berbalik pada dirinya mengenai pertarungan ideologis di internal Partai Demokrat.

Baca Juga: Ungkit Operasi Sajadah, Kader Partai Demokrat: Karir Moeldoko Harusnya Tamat

Publik mengkritik keras jika Moelsoko merupakan pihak eksternal dari Patai Demokrat yang tiba-tiba merebut kursi Ketua Umum dari Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Bukan hanya itu, publik juga kembali menyoroti masa lalu Moeldoko.

Artikel ini sudah diterbitkan di Galamedia.pikiran-rakyat.com dengan judul Diduga Terlibat Sebuah Operasi, Karir Moeldoko Harusnya Tamat di Tahun 2011: Dia Bukan Jenderal Kanan?

Politisi Partai Demokrat Rachland Nashidik menyebutkan, saat Moeldoko menjabat sebagai Pangdam Siliwangi diduga bertanggung jawab atas 'Operasi Sajadah' pada tahun 2011.

Bawahannya dituding mengintimidasi, memaksa dengan kekerasan pengikut Ahmadiyah di Cikeusik untuk berpindah keyakinan.

"Kini Moeldoko mau kuliahi kita kebhinnekaan? Dia bukan jenderal kanan?" kata Rachland Nashidik, Senin, 29 Maret 2021.

Rachland juga menyebut jika pada Agustus 2011 dimungkinkan akibat Operasi Sajadah itu membuat Moeldoko harus dicopot dari Pangdam Siliwangi. Artinya, tidak sampai setahun dia menjabat di wilayah Jabar.

Baca Juga: Demokrat Kubu AHY: Moeldoko itu Fosil Fasis, Dulu Datangi SBY Sekarang Ambil Paksa Demokrat

Konon, pada tahun 2013 atas jasa Jenderal Pramono Edhie Wibowo, Moeldoko diberikan permintaan maaf oleh Presiden RI ke-6 yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Kemudian pada era SBY itu juga Moeldoko diangkat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat.

"Bisa dimaklumi SBY begitu terpukul. Karir Moeldoko harusnya tamat akibat Operasi Sajadah. Dia dicopot dari Pangdam Siliwangi dan dua tahun di parkir," kata Aktivis tahun 1998 ini.

"Atas jasa Jenderal Pramono Edhie, SBY memberinya second chance (kesempatan kedua). Mengangkat jenderal tak kenal budi ini jadi KSAD dan Panglima TNI," tandasnya.

Baca Juga: Dapat Sinyal Soal Gagalnya Kudeta Demokrat, Andi Arief: Waspadai Jurus Gila Kubu Moeldoko

Terbongkarnya kembali masa lalu Moeldoko yang disampaikan oleh Rachland itu mencuat karena pernyataan Moeldoko mengenai pertarungan ideologis di tubuh partai demokrat menjelang Pemilu 2024. 

Hal itu menjadi dasar bagi Moeldoko untuk rela memimpin Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut).

"Saya orang yang didaulat untuk memimpin Partai Demokrat. Kekisruhan sudah terjadi, arah demokrasi sudah bergeser di dalam tubuh Partai Demokrat. Terjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024," katanya pada Minggu, 28 Maret 2021.

Moeldoko menyebut secara gamblang dirinya menerima tawaran menjadi Ketua Umum Partai Dmeokrat versi KLB itu dengan keinginan menyelamatkan bangsa, bukan hanya menyelamatkan Demokrat.***(Dicky Aditya/Galamedia PRMN)

Editor: Indah Permata Hati

Sumber: Galamedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah