Islam Disebut Radikal, Cak Nun: Yang Radikal Itu Pemerintah

- 29 Maret 2021, 21:40 WIB
Cak Nun
Cak Nun /Instagram.com @gamelankiaikanjeng

RINGTIMES BANYUWANGI – Tragedi naas dari aksi bom bunuh diri yang dilakukan oleh sepasang pengantinbaru didepan Gereja Katedral Makassar itu berbuntut panjang.

Sedari dulu, cap radikal melekat pada Islam hingga memunculkan Islamophobia di dunia. Di Indonesia, mayoritas penduduk Islam kerap disangkakan dengan agama yang radikal.

Meskipun dicap sebagai agama yang radikal, tokoh publik seperti Cak Nun menegaskan jika tidak benar Islam merupakan agama yang radikal.

Sosok dengan nama lengkap Muhammad Ainun Najib itu marah ketika sebutan radikal menancap pada agama Islam.

Baca Juga: Ungkap Kebencian terhadap Indonesia, Cak Nun: Begitu Banyak Desakan dan Tekanan

Can Nun kemudian berpesan pada pemerintah dan kepolisian agar tak mengikuti arus orang yang menjelekkan Islam dengan kata radikal.

Hal itu disampaikan oleh Cak Nun dalam unggahan di video Youtube Masyarakat Maiyah pada 8 Desember 2019.

Menurutnya, Islam menyumbang rasa syukur karena mereka semua menghayati nilai-nilai dari Allah dan dari Islam.

Artikel ini sudah diterbitkan di MantraSukabumi.pikiran-rakyat.com dengan judul Islam Dicap Radikal Cak Nun Marah: Radikal itu Pemerintah Selalu Paksakan Pendapatnya, Saya Siap Debat

“Karena islam menyumbang rasa syukur, itu adalah karena mereka semua, menghayati nilai-nilai dari allah dari islam, islam itu yang mengajarkan rasa syukur dan rasa syukur itu tidak ada di luar islam, itu ayatnya jelas dalam Islam," ujarnya seperti dilansir mantrasukabumi.com dan dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dari kanal Youtube Masyarakat Maiyah.

Rasa syukur itu disebut Cak Nun membuat dunia menjadi aman sehingga terhindar dari kerusuhan.

Baca Juga: Cak Nun Ancam Akan Turunkan Presiden, Refly Harun: Alangkah Baiknya Jokowi Introspeksi

"Dunia ini seharusnya rusuh terus sedunia, tapi karena orang Islam itu pandai bersyukur maka dunia ini menjadi aman,” ujar Cak Nun saat berceramah menggunakan bahasa Jawa.

Cak Nun juga menegaskan pad apihak kepolisian serta pemerintah agar tidak ikut dalam arus menjelekkan Islam.

“Jadi tolong bapak polisi, bapak pemerintah, jangan terlalu ikut arus menjelek-jelekan islam, sebelum saya marah, sebab ada saatnya saya tidak akan diam seperti sekarang, menurutmu untung apa saya disini ini?” kata Cak Nun.

Menurutnya, ia bisa menjatuhkan Soeharto dan menjatuhkan siapapun yang dikehendakinya, namun ia menyebut untuk apa melakukan itu semua karena ia sudah merasa syukur dan damai.

Baca Juga: Ungkap Hal Mengejutkan, Cak Nun Sebut Tak Setuju dengan NKRI dan Presiden RI

“Bila bukan karena aku bersyukur dan cinta padamu, saya menjatuhkan Suharto dan bisa menjatuhkan siapa saja di Jakarta kalau saya mau, tapi saya tidak melakukan semuanya karena saya bertemu dengan rakyat yang penuh rasa syukur, penuh perdamaian, penuh kerukunan setiap hari,” ujarnya.

Berbalik pendapat, Cak Nun justru menyebut jika pemerntah lah yang radikal karena terus memaksakan kehendak sendiri.

“Yang radikal itu pemerintah, memaksakan pendapatnya terus-menerus, bila saya teruskan, saya mau berdebat Nasional tentang ini," kata Cak Nun.***(Sofar Syaoqi H/Mantra SUkabumi PRMN)

Editor: Indah Permata Hati

Sumber: Mantra Sukabumi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x