Bahkan, banyak tokoh publik yang turut memberi pernyataan mengutuk aksi terorisme. Namun, seruan pemberantasan terorisme tersebut semakin hilang seiring peristiwanya yang berlalu.
“Kita mengutuk, memaki, mengecam dan menyerukan untuk melawan terorisme ketika terjadi kegiatan terorisme, setelah itu melempem lagi,” ujar Teddy Gusnaidi.
“Ketika kejadian lagi, kita berjamaah, mengutuk, memaki, mengecam, dan menyerukan kembali,” tambahnya.
Baca Juga: Dongkol dengan Kubu AHY, Menkumham: Seperti Orang yang Tak Dewasa Tangani Partai Politik
Baca Juga: Jabatan AHY Diambil Alih Moeldoko, Arief Munandar: Ngopi-ngopi Berbuah Jadi Ketum Partai
Warganet yang melihat unggahan Teddy Gusnaidi pun turut memberikan tanggapannya.
“Intinya akan berulang ulang seperti itu, skema: BOM BUNUH DIRI-> MENGECAM (JANGAN KAIT2KAN DGN ISLAM, TERORIS TIDAK BERAGAMA)-> PENYELIDIKAN-> MELEMPEM, terus kejadian lagi (skema kembali spt atas dan seterusnya dan seterusnya,” tulis akun @harewa13.
“Itu kebiasaan masyarakat kita dan pemerintah, orang-orang kita tidak dididik untuk mencegah masalah, lebih santai bertindak kalo dah kebakaran jenggot, contohnya liat mahasiswa kita, mengerjakan tugas didetik-detik terakhir, waktu yg ada dibuat santai,” tulis akun hendrina_reve.
“UU Anti terorisme sudah waktunya di terapkan. Melindungi segenap tumpah darah Indonesia atau warganegara itu lebih utama dan pertama,” tulis akun boyheboh.***