Ungkap Istana Khawatir Poros Partai Islam Bergejolak, Rocky Gerung: Jokowi Nggak Bisa Ngomong

- 24 April 2021, 16:55 WIB
Rocky Gerung melihat Istana mencari cara untuk mengikat kekuasaan dengan memunculkan slogan-slogan nasionalis. /YouTube Rocky Gerung Official /Pikiran-rakyat.com
Rocky Gerung melihat Istana mencari cara untuk mengikat kekuasaan dengan memunculkan slogan-slogan nasionalis. /YouTube Rocky Gerung Official /Pikiran-rakyat.com /

RINGTIMES BANYUWANGI – Pernyataan dan permintaan Mantan Presiden Indonesia, Megawati Soekarnoputri kepda Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim untuk meluruskan sejarah G30SPKI kini berbuntut panjang.

Meskipun Megawati dinilai berhak meminta klarifikasi dari sejarah tersbeut, namun beberapa pihak menilai ada upaya dari Megawati untuk membesarkan kejayaan Soekarno dengan berbagai upaya.

Hal itu diperbincangkan melalui percakapan antara Rocky Gerung dengan jurnalis senior, Hersubeno Arief pada kanal Youtube Rocky Gerung Offical yang diunggah 24 April 2021.

Dalam pembahasan tersebut, Rocky Gerung menyoroti motif Megawati yang menurutnya terihat ingin membesar-besarkan kejayaan Soekarno pada masa silam.

Baca Juga: 72 Jam Berakhir, Kadispenal Yakin KRI Nanggala 402 Masih Miliki Oksigen

Rocky Gerung turut membahas bagaimana upaya Soekarno dalam menyatukan tiga kekuatan politik di kala itu.

“Ini semua semacam ambisi bagus Soekarno untuk mengikat Indonesia di dalam variasinya, agamis nasional dan kaum komunis Tapi Seoarno menganggap hanya melalui dia saja Nasakom bisa ada jadi termasuk Soekarnois juga. Dan alam keadaan perang dingin, Soekarno ingin menunjukkan pada dunia bahwa tidak benar agama benci komunis, tidak benar nasionalis benci komunis,” kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dari kanal Youtube Rocky Gerung pada 24 April 2021.

“Bagaimanapun sekali lagi itu adalah ambisi Soekarno karena ia ingin bertarung dalam politik dunia dan Uni Soviet,” katanya.

Menurut Rocky Gerung, sejak muda Soekarno menginginkan kebesaran Indonesia yang pernah memicu perdebatan dengan Bung Hatta yang justru mempertanyakan untuk ada kebesarna itu. Ia lebih setuju jika Indonesia memiliki orang-ornag berakhlak dna terdidik dengan baik.

Baca Juga: Kemenhan AS Singgung Tim Pencarian KRI Nanggala 402, Pentagon: Tugas Berbahaya

Ia juga menyoroti politik di masa lalu yang memiliki keterkaitan dengan apa yang terjaidi dalam politik masa kini.

“Ada semacam re-grouping di dalam partai politik kita untuk memastikan bahwa hanya nasionalisme, atau lebih gampangnya Soekarnois, yang boleh mengatur arah ideologi negara, dan itu menimbulkan reaksi pada masyarakat dan politik Muslim,” kata Rocky Gerung.

Menurutnya, politik saat ini seperti menimbulkan poros baru dalam partai-partai Islam yang hendak bersatu untuk memenangkan ideologi.

“Sebenarnya kan itu yang mengagkan keadaan, tapi sampai sekarang presiden Jokowi nggak bisa ngomong, karena dia nggak ngerti sejarah,” kata Rocky Gerung.

Baca Juga: Tim Pencarian KRI Nanggala 402 Temukan Serpihan Kapal Berupa Torpedo hingga Kris Pelumas

Kebungkaman Presiden Jokowi tersebut dinilai bisa menimbulkan perspektif yang terus berputar jika ia hanyalah dimanfaatkan dibalik kekuasaan politik yang membayanginya, menurut Rocky Gerung.

“Begitu terlihat kekuatan politik dan ekonomi yang sekarnag itu melemah, maka dicari cara supaya dia di ikat ulang agar tidak tercerai berai kekuatan Istana sekarang oleh krisis ekonomi maka dibikin slogan-slogan nasionalisme,” katanya.***

Editor: Indah Permata Hati


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah