Baca Juga: Istri Awak Nanggala-402 Ungkap Pesan Terakhir Sang Suami, Bupati Banyuwangi: Sabar, Ikhlas ya Mbak
Dia mengatakan bahwa menurut laporan yang diberikan, hanya lampu yang terlihat semakin lama semakin hilang namun tidak ada tanda-tanda dari KRI Nanggala 402.
"Dan tidak ada gelembung udara yang keluar. Artinya dugaan teknis teknologi penyelaman ini adalah kapal menyelam kalau memang dengan statis atau dinamis bagi saya tidak penting," jelasnya.
Namun yang perlu diperhatikan adalah tangki pemberat pokok, yaitu ketika pembebanan dengan mengisi air. Grup yang terbesar dalam tangki pemberat pokok adalah grup depan.
Dia memaparkan, bahwa stabilitas dari kapal selam selalu, dikarenakan adanya muatan torpedo jadi bagian depan memang paling ringan, sehingga tangki pemberat volumenya paling besar.
Baca Juga: Poseidon Dikirim untuk Bantu Pencarian KRI Nanggala-402, Pentagon: Berbahaya dan Melelahkan
Akan tetapi, pada saat membuka kartu bersamaan tangki yang paling depan itu terisi terlalu banyak, dan akhirnya kapal selam menukik.
"Karena terlalu banyak kapal menukik. Kapal menukik terlalu cepat, kalau sudutnya sudah lewat di atas 45 derajat misalnya, maka personil sudah berantakan dari posisi, maka akan terus ke depan," ucap Aji Soelarso.
Dia menyampaikan di dalam kapal selam tidak ada sabuk pengaman, tetapi kru duduk memegangi pos tempur mereka masing-masing yang notabene sebenarnya ada enam grup tangki pemberat pokok.
"Enam grup TPP itu ada katup udara untuk membuka udara luar sehingga kapal ambles, dan ada katup udara untuk melepaskan sehingga kapal naik," ujarnya.