Cina Terserang Corona, Bali Waspada Flu Babi

- 9 Februari 2020, 19:48 WIB
RATUSAN bayi babi di Pulau Bali mati karena virus ASF, atau flu babi.*
RATUSAN bayi babi di Pulau Bali mati karena virus ASF, atau flu babi.* /REUTERS/

"Karena peralatannya terbatas dikirimlah ke Balai Veteriner Medan, kemudian dikirim lagi ke Jakarta sehingga agak lama, dan seminggu lalu sudah menerima informasi dari BBVet bahwa kematian babi di Bali ini memang disebabkan oleh ASF atau demam babi afrika, kenapa terjadi ya karena populasi babi di Bali ini banyak sekali," ucapnya.

Penyebaran ASF karena kontak langsung dengan babi liar atau babi lain yang terinfeksi. Konsumsi pakan yang terkontaminasi juga menjadi jalan penularan virus tersebut.

Baca Juga: Cara Sederhana Kompress File PDF, Baca Tipsnya

Pada umumnya babi yang terinfeksi ASF mengalami demam tinggi, depresi, anoreksia atau kehilangan nafsu makan, perdarahan pada kulit, sianosis (munculnya warna kebiruan pada kulit), muntah, hingga diare.

Kepala Dinas Pertanian, dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Ir. Ida Bagus Wisnuardhana menyarankan bahwa dalam rangka pemberian pakan, makanannya harus sehat, jika memberikan makanan dari limbah hotel, restoran dan limbah rumah tangga supaya dimasak dengan baik, karena penularannya bisa melalui makanan dan kontak langsung kemudian tetap menjaga kebersihan kandangnya.

Ia menuturkan bahwa masyarakat khususnya peternakan di Bali juga turut dibantu oleh Pengusaha Babi se-Bali dan membantu sosialisasi supaya jika ada ternak mati agar melapor dan menjaga kebersihan kandang.

Selain itu apabila ada babi yang mati agar segera dikubur jangan dijual, jangan juga dibuang ke sungai.

"Kita menduga pertama terjangkitnya babi itu pada peternakan - peternakan yang memberikan babinya makanan sisa, kemungkinan dari sampah restoran yang belum dimasak dengan baik," katanya. (NRP/DEF)

Halaman:

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x