Satu Pasien Covid-19 Meninggal di Jawa Tengah, 62 Orang Dikarantina

- 14 Maret 2020, 00:53 WIB
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta Siti Wahyuningsih memberikan keterangan soal COVID-19, di Solo, Jumat (13/3/2020). */
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta Siti Wahyuningsih memberikan keterangan soal COVID-19, di Solo, Jumat (13/3/2020). */ /ANTARA/Bambang Dwi Marwoto

RINGTIMES – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Moewardi Surakarta, Jawa Tengah mengkarantina 62 orang secara mandiri setelah satu pasien meninggal karena virus Corona.

Dinas Kesehatan Kota Surakarta menyebutkan proses karantina mandiri terhadap 62 orang tersebut berdasarkan hasil pelacakan (tracking) kontak dekat dan sosialisasi dari pasien.

"Seorang pasien yang meninggal dunia itu, sudah positif Corona virus disease (COVID-19), sedangkan satu lainnya masih dirawat di RSUD dr Moewardi, tetapi warga yang kontak langsung harus diwaspadai, dan mendapatkan pemantauan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta Siti Wahyuningsih, di Solo, Jumat.

Menurutnya, warga yang melakukan kontak dekat dan kontak sosial dengan pasien telah dilakukan pelacakan. Diantaranya adalah 16 orang petugas medis RS Dr.Oen Kandang Sapi Solo.

Selain itu, 15 orang RS Dr Oen Solo Baru Sukoharjo juga dikarantina, di Klinik Mojosongo enam orang, pihak keluarga 12 orang, Keluarga Semanggi tujuh orang, dan karyawannya ada enam orang, sehingga totalnya 62 orang.

Baca Juga: Petani Kopi Hadapi 3 Masalah Besar, Hamid Noor: Ini Harus Jadi Titik Perhatian Pemerintah

Puluhan orang tersebut sudah diketahui identitasnya dan dilakukan karantina mandiri selama 14 hari.

Mereka setiap hari dipantau oleh petugas Puskesmas setempat untuk melaporkan perkembangannya apakah kondisinya menjadi buruk atau tidak.

"Apapun perkembangannya, kami harus mendapatkan informasinya. Jika kondisi buruk harus segera langsung ke rumah sakit. Kemudian bagaimana kami juga mengedukasi masyarakat supaya masyarakat tenang dalam arti, sebetulnya COVID-19 sama dengan virus biasa yang bisa sembuh sendiri jika daya tahan tubuh baik," katanya.

Menurut dia, para petugas Puskesmas sudah menyepakati setiap hari sekitar pukul 09.00 WIB harus melaporkan kondisi terkini perkembangan kesehatan para medis dan keluarga pasien yang sebelumnya kontak dekat dan sosial dengan keduanya.

Pasien tersebut sebelumnya jatuh sakit setelah pulang dari Bogor, sehingga aktivitasnya juga tidak banyak melakukan kontak keluarga dan orang-orang yang berhubungan langsung dalam waktu dekat ini.

Baca Juga: Laksanakan Imbauan Kemdikbud, SMPN 2 Rogojampi Bentuk Satgas Anti Kekerasan

Dia pernah berobat di Klinik Mojosongo, RS Dr Oen Kandang Sapi, dan Solo Baru, sehingga tenaga medis yang pernah menangani dikarantina.

Kendati demikian, pihaknya berharap masyarakat tetap tenang dan beraktivitas dengan meningkatkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan mendapatkan informasi yang benar terkait kasus COVID-19.

"Jika PHBS ini, dilaksanakan dengan baik, bagaimana pola gizinya kesehatan lingkungan juga baik. Maka, Insya Allah, kuman dan penyakit tidak bisa masuk ke tubuh kita," katanya.

Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo sebelumnya mengusulkan ke Pusat untuk memberikan kewenangan daerah baik kota maupun kabupaten untuk melakukan menguji sampel di laboratorium, jika ada pasien yang terindikasi COVID-19.

Menyinggung soal satu pasien yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Moewardi Surakarta, yang dilaporkan meninggal dunia, kata Rudyatmo, Pemkot Surakarta melalui Dinas Kesehatan bersama camat dan lurah melakukan pelacakan riwayat ke daerahnya.

Halaman:

Editor: Dian Effendi

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x