Alihfungsi Gedung Menjadi Rumah Sakit Darurat Virus Corona

- 23 Maret 2020, 20:05 WIB
PASIEN virus corona COVID-19 menceritakan betapa sulitnya setelah terinfeksi dan mengingatkan semua orang untuk tidak mengambil risiko terpapar virus tersebut.*
PASIEN virus corona COVID-19 menceritakan betapa sulitnya setelah terinfeksi dan mengingatkan semua orang untuk tidak mengambil risiko terpapar virus tersebut.* /pixabay

RINGTIMES - Upaya pemerintah mengalihfungsikan satu area dan bangunan yang memungkinkan menjadi semacam Rumah Sakit Darurat untuk merawat para pasien yang terjangkit virus corona memang menjadi satu pilihan paling realistis demi menghemat waktu dan biaya daripada membangun gedung baru.


Namun tiga hal mendasar diingatkan anggota Komisi X DPR RI, Ledia Hanifa Amaliah agar bisa dilakukan secara cermat dan teliti saat dilakukan upaya alih fungsi gedung atau wilayah. Tiga hal tersebut adalah persoalan standarisasi ruang rawat, ketersedian alat dan SDM serta persoalan limbah.


Salah satu contoh, urai Ledia, adalah Wisma Atlet Kemayoran yang disebut pemerintah akan dialihfungsikan menjadi tempat perawatan pasien covid-19. Dari kesepuluh tower dinyatakan bisa menampung hingga 22 ribu pasien dengan 2400 kamar dinyatakan sudah siap pada Senin ini 23 Maret 2020.

Baca Juga: ODP Corona Tersebar di 15 Kecamatan di Banyuwangi


“Pengalihfungsian ini memang situasi darurat, namun saya harap soal standarisasi ruang isolasi dan ruang rawat, ketersedian alat dan SDM serta persoalan limbah harus tetap disiapkan dengan sangat sangat teliti dan cermat, justru demi tidak terjadinya hal-hal tidak diinginkan ke depannya," kata Ledia, Senin 23 Maret 2020.


Ketersediaan kamar-kamar di Tower Wisma Atlet memang disyukuri cukup banyak, namun ruang isolasi dan ruang rawat bagi para pasien covid-19 jelas membutuhkan spesifikasi khusus dengan standar khusus karena sifat penularan virus yang begitu cepat.


“Menyiapkan kamar rawat dengan spesifikasi dan standar khusus dalam waktu singkat tentu akan menjadi tantangan tersendiri, membutuhkan biaya tak sedikit pula. Tetapi jangan sampai menjadi kurang cermat dan teliti karena alasan keterbatasan waktu dan biaya,” Kata Ledia mengingatkan.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Siapkan Gedung Isolasi Bagi Penderita Gejala Ringan COVID-19


Begitu pula soal ketersediaan alat dan tenaga kesehatan yang memadai. Semakin hari ketersediaan obat-obatan dan peralatan pendukung kesembuhan pasien serta peralatan pendukung kerja dan pelindung kesehatan bagi para tenaga kesehatan makin terbatas jumlahnya.

Halaman:

Editor: Dian Effendi

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah