"Kami membuat masker itu, hanya dijual Rp 2.000 hingga Rp 3.000 per buah. Saya berharap wabah COVID-19 ini, segera berakhir, sehingga aktivitas masyarakat kembali bergairah," imbuhnya.
Menurut Sumarno Punto (64) penjahit lainnya juga merasa senang ketika ikut menjahit masker di tengah wabah COVID-19, dan hasilnya bisa untuk kebutuhan sehari-hari. Karena, selama wabah ini, tidak ada pelangganya yang menjahitkan pakaian.
Baca Juga: Akhirnya, Ramadhan Hadir Menjadi Fase untuk Menyegarkan Jiwa
"Saya senang bisa membantu membuat masker untuk masyarakat. Saya bisa menjahit masker rata-rata 100 buah per hari," jelasnya.
Menurut dia, masker pesanan tersebut oleh pemesan juga akan dibagikan ke masyarakat secara gratis. Pesanan tidak hanya di Boyolali saja, tetapi juga Kota Salatiga.