Berkali Lipat, Media Asing Tuding Indonesia Memalsukan Data Covid-19

- 29 April 2020, 09:55 WIB
Ilustrasi rapid test
Ilustrasi rapid test /

RINGTIMES - Lebih dari 2.200 orang Indonesia telah meninggal dengan gejala akut COVID-19 tetapi tidak dicatat sebagai korban penyakit ini, dalam sebuah tinjauan Reuters menunjukkan data 16 dari 34 provinsi di Indonesia.

Tiga ahli medis mengatakan angka-angka tersebut mengindikasikan jumlah total korban jiwa nasional kemungkinan akan jauh lebih tinggi daripada angka resmi 765.

Indonesia memiliki salah satu tingkat pengujian terendah di dunia, dan beberapa ahli epidemiologi mengatakan bahwa telah membuat sulit untuk mendapatkan gambaran yang akurat tentang tingkat infeksi di negara berpenduduk terbesar keempat di dunia.

Baca Juga: Peduli, Etnis Tionghoa agar Selalu Berbagi di Tengah Pandemi Covid-19

Data terbaru dari 16 provinsi menunjukkan ada 2.212 kematian pasien di bawah pengawasan karena mereka memiliki gejala virus corona yang akut. Kementerian kesehatan Indonesia menggunakan akronim PDP untuk mengklasifikasikan pasien-pasien ini ketika titidak ada penjelasan klinis lain untuk gejalanya.

Data dikumpulkan oleh lembaga provinsi setiap hari atau setiap minggu dari angka yang dipasok oleh rumah sakit, klinik dan pejabat yang mengawasi pemakaman. Itu diperoleh oleh Reuters dengan memeriksa situs web, berbicara dengan pejabat provinsi dan meninjau laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

l0p02.212 kematian adalah tambahan dari kematian 693 orang yang dites positif COVID-19 di provinsi-provinsi tersebut dan secara resmi dicatat sebagai korban penyakit.

Baca Juga: Tiongkok Ancam Negara yang Menuduhnya Soal Asal Usul Covid-19

Ke 16 provinsi tersebut mencakup lebih dari tiga perempat dari 260 juta penduduk negara itu.

Halaman:

Editor: Sophia Tri Rahayu

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x