Sebagai contoh betapa beratnya latihan seorang anggota Denjaka, dalam kondisi kaki tangan dan terikat, mereka dilempar dari helikopter ke laut. Dalam tempo singkat, mereka harus bisa melepaskan ikatan di tangan dan kaki itu.
Untuk melatih daya tahan prajurit, mereka juga menjalani survival di tengah hutan selama berhari-hari.
Baca Juga: 20 Ribu Ton Minyak Tumpah di Siberia, Vladimir Putin: Darurat Bencana
Biasanya mereka dilepas di tengah hutan angker di Banyuwangi, yaitu Alas Purwo. Mereka tidak dibekali apa pun, kecuali bayonet dan garam. Tidak ada ransum, korek api, atau bahan bakar.
Operasi senyap di malam hari juga mereka jalani. Mereka melakukan penerjunan dengan parasut dan harus mendarat tepat di sasaran tanpa diketahui musuh.
Seorang prajurit Denjaka juga harus memiliki IQ tinggi. Sebab, mereka harus terlatih mengambil keputusan yang cepat dan tepat, di tengah tekanan operasi, baik individual maupun kelompok.
Baca Juga: Ekonomi Dibuka Pasar Berikan Respon Positif, Rupiah Menguat
Secara organisasi, Denjaka berada di bawah Korps Marinir. Tidak ada yang tahu persis berapa jumlah prajurit Denjaka di Indonesia karena detasemen ini bersifat rahasia.
Peran khusus Denjaka, antara lain sebagai detasemen anti bajak kapal laut, anti bajak pesawat udara,perang kota/hutan/laut/udara, sabotase, intelijen dan kontraintelijen.(Tim PRMN 01)
Baca Juga: CEO Infront Moto Racing Bahas Lanjutan Kejuaraan Dunia Motocross 2020