"Hasilnya nanti akan saya sampaikan, seusai sidang pertama nanti," terangnya.
Baca Juga: Garut Buka Objek Wisata, Pihak Pengelola Terapkan Protokol Kesehatan
Seperti kami kutip dari artikel berjudul Tak Terima Soal Komentarnya yang Menyudutkan, Ratusan Kuwu Desak Aan Setiawan Mundur dari DPRD
Aan Setiawan sebelumnya berkomentar bahwa kendala data tersebut, yakni dari Puskesos yang berada di setiap desa.
Dalam pernyataannya itu, dia juga mengatakan kalau Puskesos ditunjuk oleh kuwu atau kepala desa.
“Kepala desa kadang mempengaruhi mereka. Kadang kepala desa yang dulunya tidak dipilih, tidak memilih beliau, ya tidak masuk data. Kalau memilih beliau (kuwu), dia saudaranya, dia tetangganya, dia anaknya, dia pamannya, semua masuk data. Mereka mendapatkan bantuan, baik bantuan BPNT, non tunai dan tunai. Ini terkait masalah di luar pandemi Covid,” katanya.
Baca Juga: Update 8 Juni 2020, Kenaikan Kasus Positif Covid-19 Jadi 32.033 jiwa
Kemudian setelah melakukan verifikasi dan validasi data terkait penerima bantuan terdampak Covid-19, lanjut dia, ternyata banyak yang ganda.
“Ada data yang meninggal, belum diganti. Ada yang pindah alamat juga belum diganti, ada yang double data juga belum diganti belum diverifikasi, dan lainnya. Kita sering berkomunikasi dengan dinas sosial untuk segera memperbaiki ini. Saya minta akhir tahun ini sudah selesai masalah data ini. Kasihan masyarakat kita, yang harusnya berhak, malah tidak mendapatkan,” katanya.
Meski masa kuwu yang berada di luar gedung dewan sempat ikut memanas, akhirnya bisa diredam dengan meminta untuk kembali ke balai desa masing-masing untuk kembali melayani masyarakat.