90 Warga Terserang Chikungunya, Kampung Bongas Tetapkan Waspada Nyamuk

- 10 Juni 2020, 20:38 WIB
SALAH satu warga di Kampung/Kedusunan Bongas Desa Sukakarsa Kecamatan Sukarame Kabupaten Tasikmalaya, mengalami serangan penyakit Chikungunya, Salasa (9/6/2020).*
SALAH satu warga di Kampung/Kedusunan Bongas Desa Sukakarsa Kecamatan Sukarame Kabupaten Tasikmalaya, mengalami serangan penyakit Chikungunya, Salasa (9/6/2020).* //KP/ ARIS MF

 

RINGTIMES BANYUWANGI - Sebanyak 90 warga terkena serangan penyakit Chikungunya, Kampung/Dusun Bongas, Desa Sukakarsa, Kecamatan Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya menjadi warning bagi pemerintah daerah Kabupaten Tasikmalaya.

Pasalnya, saat ini yang perlu diwaspadai bukan hanya penyebaran Covid-19, akan tetapi juga penyakit Cikungunya. Pasalnya kasus penyakit yang disebakan oleh gigitan nyamuk  ini ternyata menunjukan lonjakan angka yang cukup tinggi.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, Atang Sumardi, saat ini memang untuk kasus Cikungunya terbilang tinggi.

Baca Juga: Minyak Kayu Putih Dapat Sembuhkan Pasien Covid-19? Simak Faktanya

Bahkan kasusnya tersebar di hampir diseluruh Kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya. Sebab selain di Kecamatan Sukarame, pihaknya pun telah menemukan kasus serupa di Kecamatan Cikatomas.

"Sebelum di Kecamatan Sukarame, kita temukan kasus Chikungunya di Kecamatan Cikatomas," ujar Atang, Rabu 10 Juni 2020.

Menurutnya, sampai hari ini dinkes belum memiliki data secara real mengeni masyarakat yang terjangkit virus cikungunyah itu.

Baca Juga: Menuju Tatanan Baru Masyarakat Aman Covid-19, Ini 5 Arahan Presiden

Seperti kami kutip dari artikel berjudul Disebabkan Gigitan Nyamuk, Waspada Penyebaran Nyamuk Penyebab Chikungunya

Pasalnya ia berkilah kasusnya baru mucul saat ini, kamrin-kamarin tidak ada. Sehingga, kata Atang, data dari setiap puskemas belum masuk.

"Untuk Kecamatan Sukarame sendiri hanya 17 orang. Informasi yang 90 orang saat ini sudah berangsur sembuh," katanya.

Untuk penaganan sendiri, ketika mucul kasus Dinkes melaksanakan koordinasi dan survelent epidemiologi barkaitan dengan chikungunya.

Baca Juga: Inovasi, Pelaksanaan New Normal Juga Harus Disertai Sanksi Tegas

Sehingga pihaknya berkoordinasikan dengan petugas puskesmas agar datanya akurat. Sehingga nantinya dilakukan pengkajian agar ada estimasi kebutuhanya, seperti dilakukan foging atau tidak.

Tamabah dia, cikungunya itu penyebaranya melalui nyamuk, sama halnya dengan DBD. Namun tidak sampai meninggal dunia orang yang dijangkitnya.

Atang menambahkan, nyamuk cikungunya ini banyak ditemukan didaerah kumuh, banyak genagan air berlokasi dipinggiran.

Baca Juga: India Alami Kebakaran Besar di Tengah Pandemi Virus COVID-19

"Efeknya hanya sakit pada sendi, terkadang tidak bisa digerakan. Dan efeknya sakitnya bisa 3-7 hari," kata Atang.

Lanjutnya, penyakit cikungunya ini dalam satu tahun ini terjadi 3-5 kali. Dengan itu pemerintah terus melakukan upaya-upaya pencegahan.

Pada prinsipnya pencegahannya Chikungunya sama dengan pencegahan DBD. Sepeti menjaga pola hidup bersih dan sehat dengan membersihkan lingkungan.

Baca Juga: Hukum Menikah Lagi Tanpa Sepengetahuan Istri? Berikut Penjelasan UAS

Sementara itu, Kepala Puskemas Sukarame, Asep menjelaskan, pihaknya melakukan pengasapan atau fogging terhadap tiga RW yang memang ditemukan gejala chikungunya.

Foging dilaksanakan dari mulai dalam rumah hingga keluar. Selian itu juga pihaknya melaksanakan pencegahan dengan edukasi dan melaksanakan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

"Yang lebih epektif memang melaksanakan pencegahan dengan PHBS. Sebab proses penyebarannya sama dengan DBD," katanya.

Baca Juga: Pemerintahan Jokowi Simpan Uang Rp 11 Ribu Triliun di Luar Negeri

Menurut dia, secara pasti apakah gejala penyakit yang diderkta warga di Dusun Bongas ini Chikungunya atau bukan harus dibuktikan oleh uji laboratorium.

Akan tetapi pihaknya terus melakukan upaya penanganan dan pencegahan agar penyakit ini tidak semakin menjalar pada warga lainnya.(Penulis: Galih Ferdiansyah) 

Editor: Galih Ferdiansyah

Sumber: Pikiran Rakyat Tasikmalaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah