Tantang Uji Klinis Herbal Covid-19, IDI Beberkan Latar Belakang Hadi Pranoto

- 4 Agustus 2020, 19:09 WIB
Pembuat herbal anticovid-19 Hadi Pranoto saat ditemui di Kota Bogor, Senin 3 Agustus 2020
Pembuat herbal anticovid-19 Hadi Pranoto saat ditemui di Kota Bogor, Senin 3 Agustus 2020 /Chis Dale

RINGTIMES BANYUWANGI - Hadi Pranoto yang mengaku sebagai ahli mikrobiologi dikritik habis-habisan setelah mengklaim ramuan herbal buatannya dapat menyembuhkan pasien positif corona.

Seperti dikutip oleh ringtimesbanyuwangi.com sebagaimana dikabarkan Pikiran-Rakyat.com, Hadi memperkenalkan obat buatannya sebagai 'Antibodi Covid-19' dalam wawancara bersama musisi Erdian Aji Prihartanto alias Anji.

Menanggapi kritikan dari berbagai pihak kepadanya, termasuk Ikatan Dokter Indonesia (IDI), ia memberikan tantangan kepada yang bersangkutan untuk menguji langsung obat tersebut secara klinis.

Artikel ini sebelumnya telah terbit di Pikiran-Rakyat.com dengan judul Tantang Uji Klinis Obat Herbal Covid-19 Buatannya, Hadi: Jika Tak Terbukti, Kita Buang Jauh-jauh

Baca Juga: Kenali Manfaat Tanaman di Sekitar Kita, Ternyata Bunga Telang Bisa untuk Obat Alami

Pasalnya, IDI dan sejumlah dokter memang tidak menyetujui klaim Hadi, bahkan menyebutnya keterlaluan.

"Kali ini apa yang Anji lakukan sudah keterlaluan dan membahayakan orang banyak. Mengajukan isu bahwa obat Covid sudah ada tanpa mengikuti prosedur uji klinis apa pun," cuit dr. Aris dalam akun Twitter @arisrmd pada Minggu, 2 Agustus 2020.

Bukan saja dianggap keterlaluan, IDI Cabang Bandarlampung menuding Hadi hanya cari sensasi demi keuntungan pribadi.

"Ini kan ujung-ujungnya jualan yang saya sangat sayangkan kenapa itu ditanggapi," kata Ketua IDI Cabang Bandarlampung dr Aditiya M Biomed, Senin 3 Agustus 2020 Seperti dikutip oleh ringtimesbanyuwangi.com dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara.

Baca Juga: Hadapi Dugaan Perang Terbuka di Laut China Selatan, Indonesia Diminta Siapkan Diri

Ungkapan tersebut terlontar lantaran ucapan-ucapan Hadi ketika diwawancarai Anji, termasuk latar belakangnya ternyata ngawur.

Hadi sempat mengklaim diri merupakan anggota IDI Lampung sekaligus profesor mikrobiologi dari Institut Pertanian Bogor (IPB).

"Kami juga IDI penasaran, anggota kami sampai mencari-cari biodata orang tersebut tapi tidak ditemukan. Ada yang bilang dari IPB, memang nama yang serupa tapi fotonya bukan orang yang bersangkutan," ungkap dr. Aditiya.

"Jadi ini benar-benar hoaks dan ujung-ujungnya hanya berjualan," tegasnya.

Baca Juga: Siap-siap, Inilah Fenomena Alam yang Sering Ditunggu Kehadirannya

Tak terima dengan ucapan itu, Hadi pun menyindir balik dan menantang institusi yang menyinggungnya untuk menguji obat buatan dia.

Seperti dikutip oleh ringtimesbanyuwangi.com dikutip Pikiran-Rakyat.com dari video yang diunggah akun YouTube IsuBogor.com, Hadi menegaskan dirinya bersama tim pembuat ramuan tidak bergantung kemanapun alias independen.

"Kita harapkan mereka yang sudah disumpah oleh negara dengan jabatannya, dengan digaji dimana itu adalah uang rakyat, mereka setidaknya bisa memberikan ruang kepada kami tim riset yang memang melakukan riset secara independen," kata dia.

"Kalau memang seyogyanya ada lembaga yang merasa keberatan dengan uji klinis ini, mari kita bersama-sama, kita lakukan uji klinis," tegas Hadi.

Baca Juga: Tanpa Dikorek, Berikut Ini Tips Ampuh untuk Keluarkan Kotoran Telinga dengan Cepat

Dirinya pun mengaku siap menanggung semua konsekuensi atas hasil uji klinis dari ramuan herbal tersebut.

"Kalau memang herbal ini bermanfaat untuk saudara-saudara kita yang saat ini terjangkit Covid-19, ayo kita teruskan!" ujar Hadi.

"Tetapi kalau herbal initernyata terbukti tidak ada manfaatnya dan memberikan dampak negatif pada saudara-saudara kita, mari kita lupakan," sambungnya.

Hadi siap menyingkirkan 'ramuan penyembuh' hasil riset independennya demi mengikuti prosedur ilmiah dalam pembuatan obat-obatan.

Baca Juga: Token Listrik Gratis Bulan Agustus Bisa Diklaim, Berikut Caranya

"Kita buang jauh-jauh herbal ini," tegasnya.***(Mahbub Ridhoo Maulaa /Pikiran Rakyat)

Editor: Dian Effendi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x