Terkait Banjir di Tol Cipularang, Pengamat Ungkapkan Unsur Penting yang Harus Dilibatkan

- 13 Agustus 2020, 17:13 WIB
Ilusrtasi banjir di tol.
Ilusrtasi banjir di tol. /Dok PRFM.

RINGTIMES BANYUWANGI - Asep Sumaryana, Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Padjajaran (Unpad), mengatakan berkaitan dengan banjir, Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan daerah resapan air di Jawa Barat khususnya Kota Bandung, sudah berkurang.

Menurut Asep, perhitungan cermat untuk menyalurkan air ke daerah hilir menjadi penting. Hal itu kata dia, akan berkaitan dengan sebuah pembangunan yang diduga bisa menghambat aliran air.

Demikian dia ungkapkan menanggapi Proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang dituding sebagai penyebab banjir yang terjadi di KM 130 Tol Cipularang pada Rabu 12 Agustus 2020.

Baca Juga: Berikut Tips Mudah Belajar Bahasa Jepang Versi Ringtimes Banyuwangi

Asep mengatakan, agar suatu pembangunan berjalan lancar, maka berbagai pihak perlu dilibatkan. Ada lima unsur penting yang harus dilibatkan yaitu unsur pemerintah, bisnis, komunitas, media, dan akademisi.

"Kelima pihak bisa berkontribusi satu sama lain agar kegiatan yang dilakukan tidak merugikan kegiatan yang telah ada," katanya.

Hal-hal tersebut kata dia perlu diperhitungkan secara cermat. "Akademisi tentunya akan berpikir dan menghitung sesuai bidang keahliannya, media bertugas mempublikasikan, bisnis mesti mencermati itu sehingga tidak merugikan pihak lain," katanya.

Baca Juga: Semakin Memanas, Mesir Meminta Hamas Palestina untuk Akhiri Serangan Balon Berapi ke Israel

Berita ini sebelumnya telah terbit di PRFM News dengan judul Ruas Tol Cipularang Banjir, Pengamat: Sebuah Pembangunan Harus Melalui Perhitungan Cermat

Halaman:

Editor: Galih Ferdiansyah

Sumber: PRFM News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x